Pada saat ini suhu atmosfer bumi terasa lebih panas daripada sebelumnya. Para ahli klimatologi memperkirakan bahwa suhu atmosfer bumi telah naik rata-rata sebesar 0,5°C dari 100 tahun yang lalu. Bahkan berdasarkan pengamatan 30 tahun terakhir ini, kenaikan suhu rata-rata udara di seluruh dunia sebesar 2°C. Kenaikan suhu rata-rata tersebut akan terus bertambah bila tidak ada pencegahan. Artinya, bencana benar-benar mengancam umat manusia!! Bencana itu berupa dampak pemanasan pemanasan global akibat efek rumah kaca. Namun apakah sebenarnya efek rumah kaca itu? Sedikit akan kita bahas berdasarkan apa itu efek rumah kaca.
Apa itu Efek Rumah Kaca?
Berdasarkan buku "Dampak Pemanasan Global" oleh Wisnu Arya Wardhana. Efek rumah kaca adalah peristiwa alamiah yang kejadiannya mirip dengan pemantulan cahaya panas di dalam rumah kaca yang digunakan petani menanam sayuran pada musim dingin di negara yang mengenal 4 musim. Sinar matahari masuk ke dalam rumah kaca untuk membantu proses asimilasi. Sisa panas dari matahari seharusnya dikeluarkan ke atmosfer. Akan tetapi, adanya bilik kaca dan atap kaca memantulkan kembali panas tersebut sehingga suhu udara di dalam bilik kaca (ruangan) tersebut naik dan menjadi hangat. Pantulan panas kembali ke ruangan, yang menjadikan suhu dalam ruangan hangat, disebut efek rumah kaca.
Lantas, bagaimana proses terjadinya efek rumah kaca dibumi ini?
Di sekeliling bumi terdapat lapisan "selimut" yang terbentuk karena adanya gas rumah kaca (GRK) dan partikel yang melayang-layang di atmosfer bumi. Lapisan di atmosfer bumi tersebut memantulkan kembali panas dari bumi sehingga bumi pun menjadi hangat. Gas rumah kaca inilah yang menjadi penyebab utama efek rumah kaca, sementara partikel yang melayang-layang di atmosfer bumi hanya memberikan kontribusi yang relatif kecil.
Gas rumah kaca sendiri adalah gas yang timbul secara alamiah dan merupakan akibat kegiatan industri. Contoh gas rumah kaca (GRK) adalah CO2 (karbon dioksida), CH4 (methana), N2O (nitrogen oksida), CFC (chloro fluoro karbon), HFC (hidro fluoro karbon), PFC (perfluoro karbon), SF6 (sulphur heksafluoro). Jika GRK terlepas ke atmosfer dan sampai pada ketinggian troposfer, akan terbentuk lapisan "selimut" atau "rumah kaca" yang mengungkung bumi. Adapun partikel yang melayang-layang di atmosfer bumi berasal dari letusan gunung berapi berup debu (abu) vulkanik. Saat melayang-layang di atmosfer bumi sebelum kemudian jatuh ke bumi, debu (abu) vulkanik tersebut berlaku sebagai lapisan selimut yang mengungkung bumi.
Rumah kaca inilah yang akan memantulkan sebagian panas dari bumi kembali lagi ke bumi sehingga bumi dan atmosfer menjadi hangat. Bila hal ini terus berlanjut, dunia terancam mengalami pemanasan global. Gambaran awal mengenai bagaimana dampak pemanasan global akan menimpa bumi dan segenap isinya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
|
Mekanisme Efek Rumah Kaca
(sumber : PDIN-BATAN) |
Demikian sedikit gambaran mengenai apa itu efek rumah kaca. Mudah-mudahan melalui gambar di atas, temen-temen dapat memahami apa yang dimaksud dengan efek rumah kaca dan pengaruhnya terhadap lingkungan hidup :)
SUMBER REFERENSI :
Wardhana, Wisnu Arya. 2010. Dampak Pemanasan Global. Yogyakarta : CV. ANDI OFFSET