Jembatan mempunyai arti penting bagi setiap orang. Jembatan merupakan suatu penghubung dari suatu tempat ke tempat yang lain yang terpisahkan oleh sungai maupun jurang atau yang lainnya. Pada saat membangun jembatan, akan muncul pertanyaan jenis jembatan apa yang tepat untuk dibangun, bila ditinjau dari panjang jembatan yang akan dibuat dan ketersediaan bahan material di wilayah tersebut.
JEMBATAN SEDERHANA
Jembatan sederhana adalah ditinjau dari segi konstruksi yang sangat mudah dan sederhana, atau dapat diterjemahkan struktur terbuat dari bahan kayu yang sifatnya darurat atau tetap, dan dapat dikerjakan/dibangun tanpa peralatan modern (Bambang & Muntohar, 2007)
Penggunaan bahan kayu untuk bahan jembatan adalah seiring dengan perkembangan jaman. Dimasa lampau untuk menghubungkan sungai cukup dengan menggunakan bambu, atau kayu gelondongan. Sehingga bila dibandingkan dengan bahan lain seperti baja, beton atau lainnya, bahan kayu merupakan bahan yang potensial dan telah cukup lama dikenal oleh manusia.
Pada saat telah digunakannya bahan baja dan beton untuk bahan jembatan, penggunaan bahan kayu masih memegang fungsi sebagai lantai kendaraan. Sesederhana apapun struktur dalam perencanaan atau pembuatannya perlu memperhatikan dan mempertimbangkan ilmu gaya (mekanika), beban yang bekerja, kelas jembatan, peraturan teknis dan syarat-syarat kualitas (checking).
JEMBATAN KAYU
Menurut Bambang dan Muntohar (2007), bahwa jembatan kayu merupakan jembatan dengan material yang dapat diperbaharui (renewable). Kayu adalah sumber daya alam yang pemanfaatannya akhir-akhir ini banyak pada bidang industri kayu lapis, furnitur. Dapat dikatakan sangat sedikit pemakaiannya dalam bidang jembatan secara langsung sebagai konstruksi utama. Paling tidak penggunaan kayu sebagai bekisting untuk jembatan.
Ketersediaan bahan kayu akan sangat terkait erat dengan potensi hutan disuatu wilayah. Seperti halnya Indonesia yang memiliki cukup luas hutan tropis tentunya akan sangat menunjang dalam proses konstruksi jembatan-jembatan sederhana yang terbuat dari kayu.
|
Jembatan Kayu
(sumber : pixabay.com) |
Sifat-Sifat Jembatan Kayu
Kayu mempunyai beberapa keuntungan baik secara langsung maupun tidak langsung yang antara lain seperti berikut ini (Barker & Pucket, 1997).
- Kayu relatif ringan, biaya transportasi dan konstruksi relatif murah, dan dapat dikerjakan dengan alat yang lebih sederhana.
- Pekerjaan-pekerjaan detail dapat dikerjakan tanpa memerlukan peralatan khusus dan tenaga ahli yang tinggi. Sebagai contohnya pada sambungan konstruksi jembatan baja memerlukan peralatan dan ketrampilan tenaga kerja tersendiri, sedangkan pada konstruksi kayu dapat menggunakan bor tangan.
- Jembatan kayu lebih suka menggunakan dek dari kayu, yang mana menguntungkan untuk lokasi yang terpencil dan jauh dari lokasi pembuatan beton siap pakai (ready mix concrete). Dek kayu dapat dipasang tanpa bekisting dan tulangan, sehingga menghemat biaya.
- Kayu tidak mudah dipengaruhi oleh korosi seperti pada baja atau beton.
- Kayu merupakan bahan yang sangat estetik, bila didesain dengan benar dan dipadukan dengan lingkungan sekitar.
Dari keterangan diatas dapat dikatakan bahwa konstruksi jembatan berat dengan bentang yang sangat panjang, tentunya jembatan dari kayu sudah tidak ekonomis lagi. Menurut Barker dan Pucket (1997), mengatakan bahwa jembatan kayu lebih sesuai untuk konstruksi sederhana dengan bentang pendek. Hal ini mengingat dibatasinya oleh panjang dan kemampuan bahan.
SUMBER REFERENSI :
Bambang S dan Agus S Muntohar. 2007. Jembatan. Yogyakarta : Beta Offset