Setelah kita mengetahui ciri-ciri dan cara berkembang biak annelida yang telah di bahas pada pembahasan
Ciri dan Cara Berkembang Biak Annelida, pada kesempatan ini kita akan melanjutkan pembahasan yaitu mengenai klasifikasi daripada Annelida. Pada Filum Annelida ini dibagi dalam 3 (tiga) kelas, yaitu
polychaeta (cacing pasir),
oligochaeta (cacing tanah dan kerabatnya) dan
hirudinea (lintah).
Polychaeta
Polychaeta berarti banyak seta atau rambut karena cacing polychaeta memiliki rambut atau bulu di tiap segmen tubuhnya. Polychaeta terdiri dari cacing-cacing yang memiliki bentuk seperti cacing tabung dan cacing pasir. Pada masing-masing segmen tubuhnya terdapat parapodia yang berpasangan dan berfungsi sebagai alat lokomosi atau bergerak. Tiap parapodia memiliki beberapa seta yang terbuat dari polisakarida kitin. Selain itu, parapodia mengandung pembuluh darah yang berfungsi sebagai insang.
Polychaeta memiliki kepala yang telah berkembang dengan baik dan dilengkapi dengan mata, antena dan palps sensor (sensor untuk memanipulasi makanan sebelum dimakan). Polychaeta tidak memiliki organ seks permanen dan gonad hanya terlihat seperti benjolan pada setiap musim berkembang biak. Gamet-gamet yang ada dilindungi di selom dan dikeluarkan dari tubuh melalui nefridia atau merupakan hasil dari hancurnya dinding tubuh. Pembuahan biasanya terjadi secara eksternal dan perkembangan berlangsung melalui larva trokofor. Contoh Polychaeta antara lain cacing pohon natal, cacing kipas, dan cacing api.
|
Contoh Polichaeta (Cacing Pohon Natal)
(sumber : en.wikipedia.org) |
Oligochaeta
Oligochaeta artinya sedikit rambut, karena jumlah seta yang ada ditubuhnya tidak sebanyak polychaeta. Oligochaeta meliputi cacing tanah dan berbagai spesies yang hidup di air tawar. Oligochaeta juga berbeda dari polychaeta karena oligochaeta sudah memiliki organ seks permanen dan umumnya olighochaeta hermafrodit. Contoh olighochaeta antara lain Pheretima sp, Lumbricus rubellus dan Eisenia foetida.
Cacing dari kelas oligochaeta ternyata juga banyak dimanfaatkan sebagai campuran bahan kosmetik dan obat demam. Bahkan di beberapa negara sudah dimanfaatkan sebagai bahan makanan karena protein yang ada pada cacing tersebut mengandung asam amino esensial yang kualitasnya melebihi ikan dan daging.
|
Contoh Oligochaeta (Cacing Tanah)
(sumber : id.wikipedia.org) |
Hirudinea
Lintah sebenarnya tidak mirip dengan anggota annelida lainnya. Lintah memiliki jumlah segmen yang tetap (biasanya 34). Tubuh rata pada bagian dorsoventral, tidak memiliki seta, tidak memiliki parapodia, serta memiliki alat penghisap di bagian anterior (depan) dan posterior (belakang). Pada beberapa bagian spesies, selom tidak dibagi oleh septa, dan selom telah diisi oleh jaringan penghubung dan otot.
Lintah tergolong hermafrodit, dan perkembangbiakannya sama seperti oligochaeta. Lintah, umumnya ditemukan di habitat air tawar, tetapi sebagian kecil ditemukan di laut dan darat. Apabila di darat biasanya dalam kondisi tempat yang hangat dan lembab. Lintah termasuk karnivora karena memakan avertebrata kecil lainnya, tetapi beberapa jenis lintah merupakan parasit penyedot darah hewan lain, termasuk manusia. Panjang lintah berkisar antara 1-3 cm.
Spesies lintah parasit akan mensekresikan hirudin yang berfungsi mempertahankan darah inang supaya tidak menggumpal. Biasanya lintah mengisap darah sampai sepuluh kali berat tubuhnya. Setelah mengisap sebanyak itu, lintah dapat bertahan selama berbulan-bulan tanpa makan.
|
Contoh Hirudiena (Lintah)
(sumber : id.wikipedia.org) |
Selama berabad-abad, ahli kesehatan menggunakan lintah untuh pengobatan karena lintah dipercaya dapat mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh kelebihan darah. Akhir-akhir ini, banyak ahli bedah yang tertarik menggunakan lintah untuk membantu melekatkan kembali tangan atau jari yang luka parah. Hal itu dikarenakan lintah ternyata mampu mengontrol pembengkakan dengan lebih baik pada tangan atau bagian tubuh yang mengalami penyambungan ulang daripada ahli bedah (karena vena yang akan disambung ulang itu berukuran kecil). Selain itu, para ahli juga tertarik dengan adanya zat antikoagulan (antipembekuan) yang terdapat pada lintah dan biasanya dikeluarkan ketka lintah tersebut makan.
SUMBER REFERENSI :
Santoso, Imam. 2007. Biologi - Pelajaran Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Bekasi : Interplus