Dalam jaringan irigasi teknis, banyaknya debit air yang mengalir ke dalam saluran harus dapat diukur dengan seksama agar pembagian air dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu diperlukan suatu bangunan yang fungsinya untuk mengukur debit air pada saluran irigasi yang disebut banguan ukur debit.
Bangunan ukur biasanya difungsikan pula sebagai bangunan pengontrol. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan taraf muka air yang direncanakan dan untuk mengalirkan debit tertentu. Bangunan ukur debit yang biasa digunakan pada umumnya merupakan suatu pelimpah dengan ambang lebar atau ambang tajam.
Pengaliran pada bangunan pengontrol dilakukan dengan cara melalui atas bangunan (melimpah / overflow) atau melalui bawah pintu / celah. Kondisi hidraulik ini dimanfaatkan dalam desain dan perancangan pintu-pintu air, yang semuanya didasarkan pada sifat aliran sempurna. Jika ternyata aliran yang terjadi bukan aliran sempurna, maka dalam aplikasinya pintu-pintu tersebut diberi tabel-tabel koreksinya.
|
Alat ukur debit pada saluran sekunder |
Jenis-Jenis Bangunan Ukur Debit
Jenis-jenis bangunan ukur yang biasa digunakan dalam jaringan teknis antara lain, yaitu :
- Ambang tajam ; aliran atas dan tidak dapat mengatur taraf muka air.
- Ambang lebar ; aliran atas dan tidak dapat mengatur taraf muka air.
- Tipe Parshal ; aliran atas dan tidak dapat mengatur taraf muka air.
- Tipe Cipoletti ; aliran atas dan tidak dapat mengatur taraf muka air.
- Tipe Romijin ; aliran atas dan dapat mengatur taraf muka air.
- Tipe Crump de Gruyter ; aliran bawah, dapat mengatur taraf muka air.
- Pipa sadap sederhana ; aliran bawah dan dapat mengatur taraf muka air.
- Constant head orifice ; aliran bawah dan dapat mengatur taraf muka air.
- Tipe pintu sorong ; aliran bawah dan dapat mengatur taraf muka air.
Persyaratan :
Persyaratan dalam pembuatan dan pemakaian bangunan ukur yaitu :
- Semua debit harus dapat dialirkan lewat bangunan ukur dan pengukuran harus dapat dilaksanakan dengan seksama.
- Mudah dan cepat pelayanannya.
- Tidak mahal pembuatan dan pemeliharaannya.
- Hasil pengukuran harus cukup teliti.
- Alat pengukur harus dapat dikunci supaya tidak mudah diganggu.
- Kehilangan tekanan harus sekecil mungkin.
- Harus peka sebagai akibat perubahan debit.
- Rumus pengalirannya sederhana.
- Terhindar dari gangguan sampah dan benda padat lainnya serta angkutan sedimen.
Catatan :
Dalam pelaksanaan pembuatan bangunan ukur di jaringan irigasi hendaknya dibatasi sampai dua atau maksimum tiga jenis saja. Hal ini dimaksudkan untuk menyederhanakan eksploitasi dan pemeliharaan.
Khusus pada bangunan bagi biasanya diletakkan bangunan pengontrol yang dimaksudkan untuk mendapatkan taraf muka air tertentu yang direncanakan dan untuk mengalirkan suatu debit dengan besaran tertentu.
SUMBER REFERENSI :
Erman Mawardi, Prof. R. Drs, Dipl. AIT. 2007. Desain Hidraulik Bangunan Irigasi. Bandung : Alfabeta
Artikel Terkait "Bangunan Ukur Debit di Jaringan Irigasi Teknis" :