Pada masa lalu, tata cara penamaan (nomenklatur) dan pengelompokan (klasifikasi) suatu organisme belumlah mengacu pada kaidah-kaidah yang diatur dan ditetapkan oleh suatu badan internasional. Nama yang digunakan pada masa itu masih merupakan nama lokal sehingga tidak mengherankan bila tumbuhan berdaun lebar (broad leafed plantain) memiliki 45 nama lokal dalam bahasa Inggris, 11 dalam bahasa Perancis, 75 dalam bahasa Belanda dan 106 dalam bahasa Jerman. Kemudian, tumbuhan yang dimaksud tersebut dikenal dengan satu nama ilmiah yaitu Plantago mayor.
|
Plantago Major
(sumber : ograsradgivaren.slu.se) |
Nomenklatur adalah bagian dari taksonomi yang berkaitan dengan penamaan organisme berdasarkan aturan-aturan yang berlaku. Pada awal abad 17, bahasa Latin merupakan bahasa akademisi yang digunakan secara luas di sekolah-sekolah maupun universitas. Pada masa itu, bahasa Latin juga telah umum digunakan untuk mendeskripsikan atau mengungkapkan ciri suatu tanaman. Sebenarnya, sampai saat ini penamaan suatu organisme masih menggunakan bahasa Latin walaupun para akademisi tidak lagi menggunakannya sebagai bahasa umum. Alasannya? Karena bahasa tersebut adalah bahasa yang tidak dinamis atau tidak berubah sehingga kata-kata dalam bahasa Latin memiliki makna yang tidak berubah.
Penamaan pada masa itu lebih bersifat deskripsi dari suatu tumbuhan karena berisi kata-kata ungkapan untuk menggambarkan ciri tumbuhan yang dimaksud. Oleh karena itu, sistem penamaan bersifat polinomial. Baru pada tahun 1753, Carolus Linnaeus secara tidak langsung memperkenalkan penggunaan nama jenis secara binomial pada bukunya yang berjudul Species Plantarum. Pada buku tersebut, nama jenis-jenis tanaman maupun hewan yang dikenalnya memang masih ditulis dengan sistem polinomial. Namun, di setiap bagian sisi kiri nama tanaman yang dideskripsikan ditulis pula satu kata singkat. Apabila nama awal dari sistem polinomial digabung dengan kata singkat maka akan dihasilkan suatu nama yang ringkas dan spesifik, serta terdiri atas dua kata dan kelak dikenal sebagai sistem binomial.
Walupun ringkas namun penamaan sistem binomial tetap mencerminkan sifat tanaman serta merujuk hanya pada satu jenis tanaman yang dideskripsikan. Penamaan suatu organisme dengan sistem binomial ini lebih praktis dibandingkan dengan sistem polinomial. Sistem binomialpun kemudian diikuti dan diterima secara luas oleh pakar biologi.
Contoh Penamaan Polinomial :
Mentha florius spicatis, foliis oblongis serratis. (Tanaman mint yang bunganya berbentuk mayang dan daun berbentuk lonjong dengan tepi daun bergerigi).
Contoh Penamaan Binomial :
Mentha spicata (Tanaman mint yang bunganya berbentuk mayang).
Tanaman yang dimaksud di atas adalah tanaman yang memiliki rasa seperti "mint" dan sifat tersebut ditetapkan sebagai nama generik (Mentha) kelompok tanaman yang berasa mint, sedangkan spicata dipilih sebagai nama jenis karena bunga tanaman tersebut berbentuk seperti mayang. Bentuk bunga tersebut di anggap sebagai ciri yang menonjol dan berbeda dari kelompok tanaman Mentha lainnya yang diidentifikasi saat itu.
|
Mentha spicata
(sumber : en.wikipedia.org) |
SUMBER REFERENSI :
Santoso, Imam. 2007. Biologi - Pelajaran Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Bekasi : Interplus