Secara umum bentuk fondasi telapak tidak mengalami perubahan sama sekali. Perubahan terjadi pada jenis konstruksi yang disesuaikan dengan perkembangan di dalam teknologi beton dan reduksi biaya total konstruksi tersebut, dibanding dengan konstruksi fondasi telapak secara konvensional. Jika diperhatikan jenis fondasi telapak dapat dikategorikan dalam tiga kelompok yaitu telapak sendiri (individual footing), telapak gabungan (combined footing), telapak bentuk pelat (raft, floating foundation).
![Fondasi Telapak Fondasi Telapak](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhoYnntqyKgsritVMf9egbki8Q9xPK6-yInDKG5H9xgYp8KW2j4PS7NoquCTeRtYgsxPKq8EC8dOer9_uNctqO9JPhiMFgJs4UbzXaURNrcx6YEEPTB6IwU1C8DO4zKr_SZj-sHDeD3bY/s280/fondasi+telapak.png) |
Sketsa Fondasi Telapak
(sumber : kampustekniksipil.blogspot.com) |
Selain itu, fondasi telapak juga mengalami perkembangan sesuai dengan tipe/jenis konstruksi yang didukungnya. Jenis fondasi ini dapat digabungkan pada jenis-jenis fondasi khusus (special footing) antara lain fondasi telapak untuk cerobong/menara tinggi, fondasi tangki minyak, fondasi telapak tahan terhadap beban dinamis yang akhir-akhir ini berkembang sehubungan dengan perkembangan ilmu yang terkait, seperti dinamika tanah yang digunakan untuk mengetahui kuat dukung tanah akibat pengaruh getaran yang terjai pada struktur tanah dasar. Konstruksi fondasi semacam ini dijumpa pada fondasi khusus untuk mesin-mesin yang menimbulkan getaran halus secara periodik, atau bangunan-bangunan tinggi di kota-kota besar yang dipengaruhi oleh getaran akibat padatnya lalu lintas seperti kereta api bawah tanah (metro) atau getaran akibat lalu lintas kendaraan berat.
Dewasa ini di Indonesia, jenis fondasi telapak tahan terhadap beban dinamis masih di dominasi oleh bangunan-bangunan industri, tetapi perlu dipikirkan oleh tenaga-tenaga ahli kita untuk mempersiapkan diri dalam menyambut perkembangan transportasi bawah muka tanah terutama di kota-kota besar.
Perkembangan fondasi telapak seperti yang telah disinggung di atas berhubungan dengan bentuk dan struktur konstruksinya. Tujuannya adalah untuk mengurangi pemakaian bahan dengan memaksimalkan keuntungan-keuntungan dari pada bentuk strukturnya. Selain itu, bentuk ini menambah estetika apabila sebagian fondasi ini dimunculkan di atas permukaan tanah, namun sifat konstruksi pada umumnya adalah kontemporer.
Jenis fondasi yang banyak digemari adalah fondasi telapak kulit kerang (shell foundation) yang sejajar dengan perkembangan dalam teori plate and shell (teori pelat dan cangkang) dan jenis fondasi telapak bentuk pelat dengan di kombinasi bentuk-bentuk pelat tegak (fondasi bentuk sarang laba-laba) atau bentuk-bentuk silinder (fondasi cakar ayam) yang kesemuanya ini bertujuan untuk memperbesar bidang-bidang kontak antara tanah dasar fondasi dengan pelat fondasi, sehingga akan memperbesar nilai lekatan friksi antara pelat fondasi dan tanah dasar fondasi.
Selain itu, pemanfaatan bidang-bidang tegak ini memberikan pengaruh terhadap bertambah besar tekanan tanah pasif pada bangunan tersebut. Jadi angka aman (safety factor) terhadap stabilitas konstruksi yang didukung fondasi ini akan dapat ditingkatkan sesuai dengan bentuk struktur fondasinya dan diharapkan mempunyai kemampuan lebih besar untuk menahan gaya horisontal dibanding dengan jenis fondasi telapak konvensional.
Berikut ini dapat dilihat bagan alir perkembangan jenis fondasi telapak :
![Jenis Fondasi Telapak Jenis Fondasi Telapak](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiecsJn2tfTiW-IYz351Zn8Uzy3h91VLUlxldCg7vbWghGRIoW-Ixe0ef4C4D2U1l7VD9B6_DUm0k01-YFGekId-BW_iKYaAhHdYD2VSfSOp2NKaQTPpUk58NO5TqT-Wy1mJZF5JvbXipM/s280/perkembangan+fondasi+telapak.jpg) |
Perkembangan Jenis Fondasi Telapak |
SUMBER REFERENSI :
K. Basah Suryolelono. 2004. Perancangan Fondasi. Yogyakarta : NAFIRI
Artikel Terkait :