Setelah pada kesempatan sebelumnya kita telah membahas bersama mengenai
Ciri dan Cara Berkembang Biak Mollusca, pada kesempatan ini kita masih akan membahas tentang mollusca yaitu mengenai klasifikasi mollusca. Beberapa kelas dari filum mollusca yang dikenal antara lain adalah
gastropoda,
cephalopoda,
bilvalvia, dan
polyplacophora.
![Kelas dalam Filum Mollusca Kelas dalam Filum Mollusca](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbtvyu59Ji7tnGLB9GTZrdif88Yb_ZoVl1SyMm7QwfnRpwwsDhpQ7l3DBq5j_WfIJkFt_Nfe1zctvTVQkVLmIGiRINw4ylEiezRaKp46siSWt2y8m5MyCIiYi80aCUr8tRf176COnWqZo/s280/klasifikasi+mollusca.jpg) |
Beberapa Kelas dalam Filum Mollusca
(sumber : bio.rutgers.edu) |
Gastropoda
Gastropoda mrupakan kelas dari filum mollusca yang memiliki anggota terbesar dan sebagian besar hidup di laut walaupun ada beberapa spesies yang hidup di air tawar. Bahkan bekicot yang merupakan salah satu anggotanya hidup di darat.
Sebagian besar gastropoda terlindung dalam cangkang tunggal yang berbentik spiral tempat hewan itu dapat memasukkan tubuhnya apabila ada ancaman. Cangkang tersebut umumnya berbentuk kerucut. Gastropoda bergerak dengan cara merangkak secara perlahan membentuk gerakan seperti riak dari kaki yang memanjang. Cangkang gastropoda terdiri dari tiga lapisan, yaitu periostrakum yang tipis, prismatik yang mengandung kalsium karbonat, dan nakreas yang mengkilat.
Sebagian yang hidup di darat tidak memiliki insang khusus sehingga untuk bernapas menggunakan lapisan rongga mantel yang berfungsi sebagai paru-paru dan dapat mempertukarkan udara pernapasan dengan udara luar. Contoh gastropoda antara lain : bekicot (Achatina fulica) dan Nudibranchia (sea slug).
Cephalopoda
Anggota cephalopoda dirancang untuk dapat bergerak cepat sebagai suatu adaptasi yang berhubungan dengan cara maknnya sebagai karnivora. Gurita dan cumi-cumi menggunakan rahangnya yang mirip paruh untuk menggigit mangsanya, kemudian menyuntikkan racun untuk melumpuhkan mangsanya. Mulut cephalopoda terletak di pusat dari beberapa tentakel panjang.
Mantel berfungsi menutupi massa viseral, tetapi cangkang menjadi tereduksi dan berubah menjadi cangkang internal (seperti cumi-cumi) atau hilang sama sekali (seperti pada gurita). Natutilus merupakan satu kelompok kecil cephaloda yang bercangkang diluar.
Kaki cephalopoda telah termodifikasi menjadi sifon berotot yang merupakan bagian-bagian tentakel dan kepala. Sebagian cumi-cumi memiliki panjang kurang dari 75 cm, tetapi ada juga cumi-cumi raksasa yang terbesar di antara semua avertebrata. Spesimen cumi-cumi terbesar yang pernah ditemukan memiliki panjang 17 m (termasuk tentakel) dan bobot sekitar 2 ton.
Cumi-cumi bergerak cepat, tetapi dengan cara mundur. Air ditarik masuk ke dalam rongga mantelnya, kemudian menembakkan aliran air melalui sifon keluar mengarah ke anterior. Hewan ini bergerak dengan cara mengarahkan sifon ke arah yang berbeda. Sedangkan gurita tidak berenang seperti cumi-cumi, sebagian besar hidup di dasar laut, bergerak dan merangkak untuk mencari kepiting dan makanan lainnya.
Cephalopoda merupakan satu-satunya mollusca dengan sistem sirkulasi tertutup. Sistem saraf sudah berkembang baik dengan otak yang kompleks. Cumi-cumi dan gurita juga memiliki organ indra yang berkembang dengan baik.
Bilvalvia
Anggota kelas ini meliputi remis, tiram dan kerang hijau. Bilvalvia memiliki cangkang yang agak pipih dan pertemuan kedua cangkang itu di bagian dorsal. Pada bagian pertemuan cangkang tersebut terdapat otot aduktor yang sangat kuat menarik kedua cangkang tersebut supaya cangkang dapat menutup untuk melindungi tubuh hewan berbadan lunak itu.
Insang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas dan untuk makan, insang terletak di rongga mantel. Bilvalvia merupakan pemakan suspensi karena radula telah hilang. Bilvalvia juga tidak memiliki kepala yang jelas. Remis merupakan salah satu contoh bilvalvia kecil. Oleh karena itu, remis mensekresikan benang kuat yang dapat mengikat tubuhnya ke batu, dok kapal atau cangkang hewan.
Polyplacophora
Salah satu hewan pada kelas ini adalah Chiton yang merupakan hewan laut dengan bentuk oval dan cangkang terbagi menjadi delapan lempengan dorsal, tetapi tubuhnya tidak bersegmen. Chiton biasanya melekat di batuan sepanjang pantai. Kakinya berfungsi sebagai mangkuk penyedot yang kuat melekat pada batuan sehingga sulit untuk dilepaskan. Selain itu, Chiton juga menggunakan kakinya untuk merangkak secara perlahan-lahan di atas permukaan batu. Chiton menggunakan radualnya untuk memotong dan menelan alga.
SUMBER REFERENSI :
Santoso, Imam. 2007. Biologi - Pelajaran Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Bekasi : Interplus
Artikel Terkait :