Selain memasang sistem tanda bahaya (alarm system), untuk menjaga keamanan dari suatu ruangan maupun beberapa ruangan maka dibuatlah sistem pengamanan ruangan, maupun yang dikombinasikan antara keduanya, semua itu gilakukan untuk menjaga keamanan dari suatu ruangan.
Sistem pengamanan ruangan dapat dengan menggunakan anak kunci maupun tanpa menggunakan anak kunci. Masing-masing dari sistem tersebut mempunyai cara yang berbeda, bagaimanakah itu? mari kita lihat pada uraian berikut ini.
1) DENGAN ANAK KUNCI
Secara umum pengamanan dilakukan dengan memasang kunci pada setiap pintu yang dibuka dengan menggunakan anak kunci tertentu. Pada prinsipnya terdapat dua sistem perkuncian (key system), yaitu : dengan sistem master key dan sistem penguncian yang dipusatkan (central locking system).
Dalam sistem master key, sebuah anak kunci dapat digunakan untuk membuka beberapa pintu yang berada di bawah tingkatannya, yang disusun berdasarkan hirarki. Kunci grand master dapat digunakan untuk membuka seluruh pintu yang ada dalam satu bangunan. Kunci master dapat digunakan untuk membuka seluruh pintu pada satu lantai tertentu dalam bangunan; jika ada 20 lantai, maka ada 20 buah kunci master. Selanjutnya, jika setiap lantai bangunan dibagi atas beberapa zona, maka pintu-pintu yang berada pada zona tertentu dapat dibuka oleh kunci sub master. Dan akhirnya, pintu-pintu ruangan menggunakan pintu individual. Sistem ini biasa digunakan untuk bangunan hotel, kantor, pendidikan dan industri.
|
Sistem Perkuncian Master Key |
Anak kunci nomor 10 pada gambar di atas dinamakan kunci pass group, atau dikenal dengan kunci duplikat, yang digunakan oleh beberapa orang untuk membvuka satu pintu tertentu.
Dalam sistem central lock, beberapa anak kunci tertentu yang berbeda dapat digunakan untuk membuka satu pintu tertentu. Sistem ini biasanya digunakan untuk beberapa blok apartemen. Setiap penghuni apartemen, dengan anak kuncinya masing-masing, dapat membvuka pintu blok apartemennya, pintu unit apartemennya dan pintu untuk ke tempat cuci (laundry).
2) TANPA ANAK KUNCI
Pintu dibuka dengan menekan tombol angka yang ada pada pintu, baik yang difungsikan secara mekanik maupun elektronik. Jika angka-angka yang ditekan sesuai dengan kode kunci pintu, maka pintu akan dapat dibuka. Penggunaan kartu dengan pita magnetik atau kartu berlubang dapat pula digunakan sebagai pengganti anak kunci. Penggunaan kartu sebagai pengganti kunci konvensional banyak digunakan pada hotel dan tempat pengambilan uang (ATM - Anjungan Tunai Mandiri).
Jenis alat pembuka pintu lainnya adalah transmiter gelombang radio atau pengendalian jareak jauh (remote sensing) yang mengirimkan gelombang pada frekuensi tertentu, dan diterima oleh sensor yang ditempatkan pada pintu.
|
Contoh Kunci Elektronik
(sumber : accesscontrol1.com) |
Kunci Elektronik yang menggunakan kartu magnetik, sidik jari, pupil kornea mata, tapak tangan, dan suara sebagai pengganti anak kunci merupakan sistem pengendalian akses (acces control system) yang makin sering digunakan, karena dapat dicatat secara otomatis melalui perangkat komputer. Dengan demikian setiap orang yang masuk ke dalam ruangan tertentu akan tercatat, sehingga akan memudahkan jika diperlukan pelacakan, karena kartu elektronik memuat data-data pemilik kartu tersebut. Tata letak dan sistem ini biasanya dihubungkan dengan Sensor Infra Merah atau kamera CCTV dan peralatan tanda bahaya yang akan berfungsi, jika dibuka secara paksa oleh orang yang tidak berwenang.
Kedua sistem perkuncian di atas merupakan cara untuk mengamankan suatu ruangan dan meminimalisir dari tindak kejahatan, untuk selanjutnya masalah keamanan merupakan tanggung jawab bersama.
SUMBER REFERENSI :
Juwana, Jimmy S. 2005. Sistem Struktur Bangunan Tinggi. Jakarta : Erlangga