Penerjemahan linguistik adalah penerjemahan yang hanya berisi informasi linguistik yang implisit dalam bahasa sumber yang dijadikan eksplisit, dan yang dalam perubahan bentuk dipengaruhi transformasi balik dan analisis komponen makna (Kridalaksana, 1993: 162-163).
Dalam penerjemahan linguistik, kita hanya menemukan informasi linguistik. Informasi linguistik tersebut tersirat dalam bahasa sumber yang kemudian dijadikan tersurat dalam bahasa sasaran. Untuk mengubah bentuk informasi linguistik yang tersirat dalam bahasa sumber itu ke dalam bahasa sasaran, transformasi balik dan analisis komponen makna diterapkan. Pada umumnya, penerjemahan linguistik ini diterapkan pada kaimat kompleks, taksa dan kata taksa, dengan jalann menjadikan kalimat kompleks itu menjadi kalimat inti (Nababan, 1989:31).
|
Tipe Penerjemahan |
Transformasi balik digunakan bila penerjemah menjumpai dua buah kalimat bahasa sumber / bahasa Inggris yang mempunyai struktur lahir yang sama tetapi struktur batinnya berbeda. Contoh berikut diambil dari Chomsky (1937:170).
a. John is easy to please.
b. John is eager to please.
Struktur lahir kedua kalimat diatas adalah sama, tetapi struktur batinnya berbeda. Pada kalimat (a) John adalah pelaku atau agent aktivitas to please atau dengan kata lain john-lah yang suka menyanjung (seseorang). Sedangkan pada kalimat (b) John adalah patient kata kerja to_please, yang berarti John adalah orang yang ingin sekali disanjung oleh seseorang. Informasi linguistik yang tersirat dalam kalimat di atas, kita ubah menjadi kalimat inti dengan menerapkan transformasi balik. Adapun struktur batin kedua kalimat di atas adalah sebagai berikut :
Struktur lahir : Struktur batin :
a. John is easy to please John is easy to please one
b. John is eager to please John is eager for one to please
Dari contoh kalimat di atas jelas bahwa setelah struktur lahir kalimat (a) dan (b) diubah menjadi struktur batin, kata benda John menghasilkan dua hubungan yang berbeda dengan kata kerja to please. Dengan cara ini, kesalahan dalam kedua kalimat di atas bisa dihindari.
Analisis komponen makna digunakan bia penerjemah berhadapan dengan sebuah kalimat bahasa sumber / bahasa Inggris yang mempunyai struktur batin yang berbeda atau suatu kata bahasa sumber / bahasa Inggris yang mempunyai lebih dari satu makna (taksa). Sebagai contoh di ambil dari buku Semantics 2 (Lyon, 1977: 402) dan dari kamus Oxford Advanced Learner's Dictionary of Current English (AS Hornby, 1970: 60).
c. Flying planes can be dangerous
d. They saw a ball in the field
Kalimat (c) di atas adalah kalimat taksa karena kata kerja flying pada kalimat tersebut bisa berfungsi sebagai participle yang berfungsi sebagai adjektif atau sebagai gerund. Sedangkan kalimat (d) kata ball mempunyai lebih dari satu makna, yaitu : (1) any solid or hollow sphere as used in games dan (2) social gathering for dancing with an organized programe. Seorang penerjemah yang mampu mengungkapkan komponen makna kata ball tersebut dengan tepat, tentu saja ia akan mampu pula mengalihkan maknanya ke dalam bahasa Indonesia dengan tepat pula sesuai dengan isi pesan kalimat. Demikian juga dalam kalimat (d) yang bisa menimbulkan kesulitan bagi seorang penerjemah. Tapi dengan menerapkan analisis komponen makna kesulitan yang ada akan dapat diatasi.
SUMBER REFERENSI :
Sudarno, A.P. 2011. Penerjemahan Buku Teori dan Aplikasi. Surakarta : UNS Press
Artikel Terkait "Penerjemahan Linguistik" :