Arus lalu lintas dibentuk oleh pengendara dan
kendaraan sehingga terjalin suatu interaksi keduanya serta interksi antara
kedua komponen tersebut terhadap jalan dan lingkungan. Kendaraan yang
memasuki suatu arus lalu lintas tidak mungkin berjalan secara seragam karena
ketidaksamaan pengemudi dalam hal ketrampilan mengemudi dan pengambilan
keputusan. Bahkan dapat dikatakan bahwa tidak ada keadaan dua lalu lintas yang serupa
sekalipun dalam kondisi yang setara, jalan dan kendaraan, yang hal itu
diakibatkan oleh perilaku dan kebiasaan pengemudi yang sangat bervariasi.
Perilaku arus lalu lintas sangat berlainan dengan
perilaku suatu aliran suatu fluida yang melalui suatu saluran terbuka atau
pipa tertutup, yang perilakunya bisa diprediksi yakni mengikuti hukum hidraulis
dan aliran fluida. Karakteristik aliran lalu lintas yang melewati suatu jalan
merupakan variasi dari lokasi dan waktu. Suatu tantangan bagi seorang Traffic
Engineer ketika harus merencanakan dan mendisain suatu lalu lintas, dia tidak cukup hanya memprediksi hal-hal
yang bersifat eksak melainkan juga memperhitungkan perilaku manusia sebagai road user yang kompleks.
|
Rambu Batas Maksimum Kecepatan Kendaraan
(sumber : skyscrapercity.com) |
Walaupun
demikian, perilaku pengemudi dalam suatu aliran lalu lintas akan tetap
konsisten pada suatu range tertentu yang normal. Sebagai contoh pada suatu ruas jalan dengan kecepatan disain 60 km/jam
misalnya, pengemudi akan cenderung menjalankan kendaraan pada kecepatan sekitar
range tersebut misalnya pada kecepatan antara 45 sampai dengan 65
km/jam, dan sedikit pengemudi yang menjalankan kendaraannya pada kecepatan 70
km/jam atau di atas 80 km/jam.
Secara kuantitatif untuk keperluan disain
arus lalu lintas, sekalipun karakteristik sangat bervariasi, perilakunya tetap dapat
diprediksi pada suatu rentang yang normal. Dengan kata lain parameter-parameter
tersebut harus bisa didefinisikan dan diukur, sehingga seorang Traffic
Engineer akan bisa menganalisis, mengevaluasi, dan merencanakan dalam batas
minimal berdasarkan batasan normal parameter-parameter di atas. Arus lalu lintas dibentuk oleh pengendara dan
kendaraan sehingga terjalin suatu interaksi keduanya serta interaksi antara
kedua komponen tersebut terhadap jalan dan lingkungan. Kendaraan yang
memasuki suatu arus lalu lintas tidak mungkin berjalan secara seragam karena
ketidaksamaan pengemudi dalam hal ketrampilan mengemudi dan pengambilan
keputusan. Bahkan dapat dikatakan bahwa tidak ada keadaan dua lalu lintas yang serupa
sekalipun dalam kondisi yang setara, jalan dan kendaraan, yang hal itu
diakibatkan oleh perilaku dan kebiasaan pengemudi yang sangat bervariasi.
Perilaku arus lalu lintas sangat berlainan dengan
perilaku suatu aliran suatu fluida yang melalui suatu saluran terbuka atau
pipa tertutup, yang perilakunya bisa diprediksi yakni mengikuti hukum hidraulis
dan aliran fluida. Karakteristik aliran lalu lintas yang melewati suatu jalan
merupakan variasi dari lokasi dan waktu. Suatu tantangan bagi seorang Traffic
Engineer ketika harus merencanakan dan mendisain suatu lalu lintas, dia tidak cukup hanya memprediksi hal-hal
yang bersifat eksak melainkan juga memperhitungkan perilaku manusia sebagai road user yang kompleks.
Walaupun
demikian, perilaku pengemudi dalam suatu aliran lalu lintas akan tetap
konsisten pada suatu range tertentu yang normal. Sebagai contoh pada suatu ruas jalan dengan kecepatan disain 60 km/jam
misalnya, pengemudi akan cenderung menjalankan kendaraan pada kecepatan sekitar
range tersebut misalnya pada kecepatan antara 45 sampai dengan 65
km/jam, dan sedikit pengemudi yang menjalankan kendaraannya pada kecepatan 70
km/jam atau di atas 80 km/jam.
Secara kuantitatif untuk keperluan disain
arus lalu lintas, sekalipun karakteristik sangat bervariasi, perilakunya tetap dapat
diprediksi pada suatu rentang yang normal. Dengan kata lain parameter-parameter
tersebut harus bisa didefinisikan dan diukur, sehingga seorang Traffic
Engineer akan bisa menganalisis, mengevaluasi, dan merencanakan dalam batas
minimal berdasarkan batasan normal parameter-parameter di atas.
SUMBER REFERENSI :
Catatan Kuliah Rekayasa Lalu Lintas (September 2006). Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Artikel Terkait "Karakteristik Arus Lalu Lintas" :