Ketakutan-Ketakutan Wajar pada Anak.
Pada bayi, ketakutan irasional bisa dikarenakan melihat orang asing maupun orang yang bukan ibunya. Pada usia 18 bulan, bayi akan ketakutan jika berjauhan dari orang tuanya. Anak usia 6 tahun bisa mengalami ketakutan dengan hal-hal imajner, seperti hantu, monster, dan apa pun yang ada di bawah tempat tidurnya.
Kemudian pada usia 7 tahun, ketakutan akan gelap bisa berganti dengan ketakutan pada sesuatu yang lebih spesifik yang dapat terjadi. Misalnya, terjebak badai, digigit anjing, atau jatuh dari sepeda. Di usia 12 tahun, anak bisa mengalami ketakutan pada sesuatu lain lagi. Pada masa remaja, mulailah gejala fobia sosial mengakar, seperti takut tampil di depan kelas, mengerjakan soal di depan guru, atau tidak mau pergi ke sekolah.
|
Fobia pada Anak
(sumber : medicastore.com) |
"Anak kembar identik memiliki kecenderungan mengidap fobia yang sama meskipun mereka tinggal berjauhan. Dalam kasus ini, faktor gen sangatlah berpengaruh." (Elkins dalam MacKay). Berikut ini adalah ketakutan wajar yang terjadi pada anak yang diambil dari
helpguide.org :
- Usia 0-2 tahun : Suara keras, orang asing, berpisah dengan orang tua dan benda-benda besar.
- Usia 3-6 tahun : Hantu, monster,kegelapan,tidur sendirian, dan suara-suara aneh.
- Usia 7-16 tahun : Luka, rasa sakit, pola tidur, kematian, atau bencana alam.
Apakah setelah dewasa ketakutan-ketakutan pada anak akan lenyap begitu saja?
Menurut MacKay, ketika seseorang mulai beranjak, ketakutan yang pernah dimilikinya tidak hilang bahkan sulit dihilangkan. Fobik mulai menghindari keadaan-keadaan atau pun situasi yang memancing kegugupan mereka secara terus-menerus. Dengan demikian, kebiasaan buruk itu akan terus berlangsung hingga yang bersangkutan merasa terganggu oleh hal tersebut dan mulai mencari psikiater untuk mendiskusikannya.
Anak-anak yang mengidap fobia spesifik menganggap hidupnya berada di titik bahaya ketika melihat objek fobia mereka. Saat beranjak dewasa, mereka pun menyadari bahwa hal yang membuat mereka takut tidaklah berbahaya. Itulah akhir fobia seseorang. Tapi, ada juga yang tidak berusaha mengusir fobia tersebut. Rasa malu membuat orang semakin sulit untuk lepas dari masalah tersebut.
Tanda-Tanda dan Gejala Fobia.
Beberapa fobik masih mengingat apa penyebab fobia yang mereka derita, misalnya digigit anjing, jatuh dari pohon, atau dikunci di dalam sebuah koper oleh saudara yang iseng. Menurut jurnalis Susan Stevens, sebagian besar orang justru tidak ingat apa pemicu fobia mereka. Ketika seseorang panik, reaksi fisik berebihan yang ditimbulkan akan tersimpan dalam memori sampai di masa depan dan mencari asal-usul fobia adalah perkara lain.
Beberapa Gejala Penderita Fobia :
- Napas menjadi pendek.
- Peningkatan dalam detak jantung.
- Rasa sesak di dada dan tidak nyaman.
- Rasa seperti tercekik.
- Berkeringat.
- Rasa mual dan gangguan perut.
- Badan terasa limbung, pusing atau pingsan.
- Merasa tidak nyata atau terpisah dari tubuh.
- Merasa kehilangan kendali diri.
- Takut sekarat.
- Mati rasa.
- Panas dingin.
- Takut pingsan.
Hasil dari sebuah studi menunjukkan, 40% anak bisa menyebutkan hal yang bisa membuat mereka merinding ketakutan. Seiring dengan berjalannya waktu, sebesar 17% dari mereka juga mengidap fobia tersebut ketika telah dewasa.
SUMBER REFERENSI :
Lubis, Nisrina. 2010. Melawan Rasa Takut. Yogyakarta : Garailmu
Artikel Terkait "Kapan dan Bagaimana Fobia Datang?" :