FAKTOR USIA
Usia merupakan faktor yang dapat mempengaruhi besarnya nilai PIEV.
Kondisi mental dan emosi antara orang muda dan tua sangat berbeda. Semakin tua
tingkat kepekaan dan agresifitas terhadap daya respon semakin menurun, sehingga
waktu yang dibutuhkan untuk melakukan PIEV juga semakin meningkat. Untuk itu
sebaiknya ada pembatasan usia maksimum untuk dapat mengendarai kendaraan
seperti halnya adanya pembatasan usia minimum yang diijinkan untuk memiliki
Surat Ijin Mengemudi.
KONDISI FISIK
Mengemudikan kendaraan bermotor memerlukan
konsentrasi penuh, mengingat bahwa tingkat pengambilan keputusan dalam
mengemudi sangatlah singkat dalam hitungan detik. Keterlambatan pengambilan
keputusan dalam waktu yang singkat tersebut dapat menyebabkan kondisi fatal
seperti kecelakaan misalnya. Untuk dapat berkonsentrasi maka dibutuhkan kondisi
fisik yang sehat, tidak dalam kondisi kecapaian, dan mabuk. Kondisi fisik yang
kurang prima juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi besarnya nilai PIEV
yakni waktu yang dibutuhkan semakin meningkat.
|
Silau adalah salah satu faktor yang mempengaruhi PIEV
(sumber : kisahcikmaz.blogspot.com) |
KONDISI LINGKUNGAN
Lingkungan sekitar, di kanan kiri jalan, dapat menyebabkan
terciptanya kondisi yang berlainan pada pengemudi. Perasaan pengemudi ketika
melewati daerah tengah kota (CBD, central
business distric) yang rumit tentu memerlukan konsentrasi yang penuh
dibandingkan dengan ketika melintas di jalan antar kota dengan pemandangan yang
hijau di kanan kiri jalan yang kadang justru kurang berkonsentrasi, sehingga
nilai PIEV juga berlainan.
FAKTOR PENDIDIKAN
Faktor perbedaan tingkat pendidikan dapat pula berpengaruh pada
perilaku mengemudi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi
pula kesadaran dalam mematuhi aturan lalu lintas karena pengetahuan tentang
bahaya yang akan terjadi apabila melanggar lalu lintas akan semakin dimengerti.
Disamping itu, pendidikan yang tinggi akan dapat membentuk watak serta
kepribadian yang lebih baik, lebih bertoleransi terhadap pengendara lain, dan
ada perasaan malu untuk melanggar aturan. Demikian pula pendidikan yang lebih
tinggi akan lebih cepat menganalisis terhadap datangnya hal yang membuat reflek
atau respon sehingga pengambilan keputusan dalam mengambil tindakan akan
semakin cepat atau dapat menurunkan nilai PIEV.
KETAJAMAN PENGLIHATAN PENGEMUDI
Ketajaman Penglihatan Pengemudi
Ketajaman penglihatan pengemudi sangat diperhatikan dan perlu
dalam estimasi pengemudi terhadap jarak dan kecepatan kendaraan lain serta pada
penempatan rambu-rambu. Pengemudi dengan estimasi waktu dan jarak yang buruk
berakibat lambannya mengemudi dan sangat berhati-hati pada saat mengemudikan kendaraan pada
malam hari.
Ketajaman mata pengemudi terhadap suatu obyek digambarkan sebagai berikut
:
|
Gambar Penglihatan Terhadap Obyek
Sumber : Mc.Shane. W.R, Roes, R.P.1990.Traffic Engineering.Pentice Hall Inc.New Jersey |
Accute Vision /
Clear Vision :
Merupakan sudut penglihatan yang paling tajam dimana pengemudi dapat
membedakan secara jelas akan obyek, baik gambar atau tulisan dari suatu
obyek/rambu, yang terjadi pada sudut pandang 3o-5 o.
Fairly Vision :
Merupakan sudut penglihatan yang masih memungkinkan adanya
pengenalan obyek dengan membedakan bentuk dan warna, namun tidak bisa mengenali
secara lebih spesifik, yang terjadi pada sudut pandang 10o-12 o.
Peripheral Vision :
Merupakan sudut penglihatan yang hanya bisa mengenali adanya suatu
obyek tanpa bisa mengenali lebih lanjut tentang obyek tersebut secara spesifik
baik bentuk maupun warna, yang terjadi pada sudut pandang 120o-180 o.
Waktu Penglihatan
Diperlukan waktu yang cukup oleh pengemudi untuk mengenali suatu
obyek atau memindahkan pandangan dari satu obyek ke obyek lainnya sementara
kendaraan tetap dalam kondisi berjalan, sehingga pengetahuan tentang waktu
penglihatan sangat penting. Waktu untuk menggerakkan mata dari satu obyek ke
obyek lainnya, menurut AASHTO adalah (0,15 – 0,33) detik dan waktu untuk
memusatkan pandangan pada satu obyek adalah (0,1 – 0,33) detik.
Pandangan yang Silau dan Waktu Pemulihan (Glare Vision and Recovery)
Pada saat berjalan pada malam hari pengemudi akan berhadapan
dengan kendaraan lain yang berpapasan dengan cahaya lampu depan yang
menyilaukan sehingga terjadi kebutaan sementara. Kondisi kebutaan yang
sementara tersebut tidak boleh berlangsung lama karena akan membahayakan
pengemudi dalam menjalankan kendaraannya, untuk itu dibutuhkan pemulihan ke
dalam kondisi normal. Waktu yang dibutuhkan oleh pengemudi untuk mengembalikan
mata menjadi kondisi normal kembali setelah mengalami silau disebut Glare recovery time .
Waktu yang dibutuhkan untuk peralihan :
- Dari gelap ke terang: 3 detik
- Dari terang ke gelap: 6 detik
Faktor usia sangat dominan
terhadap waktu ini (batas ambang 40 th).
SUMBER REFERENSI :
Catatan Kuliah Rekayasa Lalu Lintas (September 2006). Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Artikel Terkait "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PIEV" :