Dalam situs Wikipedia, fobia didefinisikan sebagai ketakutan berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Perasaan tersebut (bagi sebagian orang) sulit dipahami dan cenderung dijadikan titik kelemahan bagi lingkungan sekitarnya.
Dalam buku Phobia, Jenny Mackay menguraikan asal-usul fobia secara terperinci. Fobia berasal dari bahasa Yunani, phobias, yang bermakna "ketakutan". Konon, orang-orang Yunani kuno meyakini bahwa ketakutan itu adalah akibat ulah Phobos, Dewa Rasa Takut. Mereka juga percaya bahwa Dewa Alam, Pan, juga senang menebarkan rasa takut, yang saat ini familiar dengan istilah panik. Kalangan masyarakat pada masa itu benar-benar percaya jika rasa takut merupakan ulah pada dewa. Mereka tidak mampu memberikan penjelasan yang dianggap lebih logis terhadap apa yang membuat seseorang takut pada sesuatu yang terkadang dinilai tidak berbahaya.
|
Fobia
(sumber : kawankumagz.com) |
Sebenarnya, fobia sudah ada sejak 2400 tahun yang lalu. Hippocrates (seorang dokter dari masa Yunani kuno) sudah lama meneliti seputar hal ini. Dia pernah menulis tentang sosok Damocles yang tidak berani berada di dekat tepi selokan karena satu alasan. Menurutnya, hal ini tidak hanya dialami satu orang di dunia saja.
Persoalan ketakutan atau fobia masih berlanjut hingga masa kini. Tidak sulit kita menemukan orang yang takut dengan tangga, ketinggian, mobil, kucing, keramaian, dan masih banyak yang lainnya. Lebih dari 2000 tahun, kalangan dokter masih belum mendapatkan satu kemajuan seputar panjelasan fobia. Pada awal tahun 1990, sejumlah dokter mengadakan pengujian terhadap berbagai kemungkinan penyebab fobia.
Sigmund Freud (masih dalam penelusuran MacKay) menemukan bahwa ketakutan-ketakutan tak masuk akal ini, seperti yang sering terjadi di dalam pikiran manusia, masih terkait dengan perasaan-perasaan yang tersembunyi. Beberapa teman sejawatnya yang tidak begitu mau terusik dengan penyebab fobia pasian mereka, cukup mengatasi permasalahan ini dengan memberikan sejumlah obat penenag setiap kali serangan panik muncul.
Fobia Biasa Dirasakan Siapa Saja?
Tidak ada orang yang bisa memastikan bahwa dirinya bakal kebal dengan fobia. Beberapa tipe fobia memang diindikasikan dapat menyerang usia dan tahapan tertentu. tapi, secara umum, fobia ini adalah sebuah fenomena yang sulit ditebak keberadaannya. Berbagai reaksi yang dimunculkan (Menurut Mac Kay) berbeda jauh dengan reaksi orang yang baru saja menonton film horor. Reaksi panik yang ditimbulkan diniai lebih ekstrim.
Bisa jadi, kita memiliki suatu fobia dan berhadapan langsung dengan hal tersebut, maka akan memunculkan reaksi yang berlebihan. Kita sangat sulit mengendalikannya, sebab ini termasuk reaksi neurotik murni. Dalam situs duniapsikologi, dicontohkan dengan seseorang yang memiliki fobia terhadap kucing hitam merasa khawatir akan mati jika setiap kali melihat hewan tersebut.
Dalam tulisannya, MacKay menyebutkan bahwa seseorang yang mengalami fobia akan menampakkan beberapa gejala, seperti sesak napas, berkeringat dingin, tangan yang mengepal erat, tak sadarkan diri dan seakan-akan mendapat serangan jantung. Dalam situs healthyminds.org, disebutkan bahwa seseorang yang mengalami fobia biasanya memberikan sejumlah reaksi fisik, seperti merasa panik, takut, dibayangi rasa horor, detak jantung yang meningkat, napas menjadi pendek, gemetar, dan rasa ingin menghindar sebisa mungkin.
SUMBER REFERENSI :
Lubis, Nisrina. 2010. Melawan Rasa Takut. Yogyakarta : Garailmu
Artikel Terkait "Apa itu Fobia?" :