ANALISIS KEBUTUHAN PARKIR
Analisis kebutuhan parkir sangat diperlukan untuk perencanaan fasilitas parkir, baik perencanaan awal maupun perencanaan pengembangan lahan parkir. Analisis ini akan mengestimasikan luas lahan parkir yang harus disediakan untuk suatu tempat.
Ada 3 metode yang sering digunakan untuk menentukan kebutuhan lahan parkir, yaitu metode berdasarkan pada kepemilikan kendaraan, metode berdasarkan luas lantai bangunan, dan metode berdasarkan selisih terbesar antara kedatangan dan keberangkatan kendaraan. Penggunaan metode ini tergantung pada fungsi lahan dan luas lahan layanan.
|
Tarif Parkir adalah salah satu bentuk pengendalian parkir
(sumber : wartakota.tribunnews.com) |
Berdasarkan kepemilikan kendaraan
Metode ini mengasumsikan adanya hubungan antara luas lahan parkir dengan jumlah kendaraan yang tercatat di suatu kota. Meningkatnya jumlah kendaraan akan meningkatkan kebutuhan area parkir. Metode ini bisa digunakan untuk mengestimasikan pengembangan lahan parkir yang diperlukan pada suatu lahan parkir yang sudah tersedia. Pengembangan ini didasarkan pada kenaikan kepemilikan kendaraan pada suatu kota.
Berdasarkan luas lantai bangunan
Luas lantai suatu bangunan akan mempengaruhi jumlah kendaraan yang akan diparkir pada area dekat bangunan tersebut. Metode ini lebih tepat bila digunakan untuk perencanaan awal dari suatu bangunan yang akan didirikan. Berdasarkan beberapa hasil studi, Direktorat Jendral Perhubungan darat menentukan kriteria kebutuhan ruang parkir untuk tempat perbelanjaan, perkantoran dan rumah sakit.
Berdasarkan akumulasi parkir maksimum
Metode ini memperhitungkan kebutuhan lahan parkir didasarkan pada akumulasi terbesar pada suatu selang waktu pengamatan, dengan harapan bahwa pada lahan parkir ini tidak akan pernah terjadi penolakan parkir. Apabila metode ini digunakan maka pada hari biasa dan pada jam tidak sibuk akan banyak ruang parkir yang kosong, sehingga pemanfaatan ruang parkir tidak cukup efisien.
Pengendalian parkir ditujukan untuk menyediakan fasilitas parkir yang menunjang terwujudnya lalu lintas yang lancar, aman, nyaman dan dengan biaya yang tidak besar. Sehingga pengendalian parkir dilakukan dengan mengkombinasikan pembatasan-pembatasan ruang, waktu dan biaya.
Parkir tidak diijinkan pada tempat yang diperlukan mobilitas yang tinggi, kapasitas jalan yang lebih besar adalah diperlukan. Pengendalian biaya dan waktu parkir berkaitan dengan usaha menyeimbangkan penawaran dan permintaan, dan pembayaran kembali atas investasi untuk pembangunan prasarana dan perawatan.
Kombinasi-kombinasi pengendalian yang utama adalah:
- Kebijaksanaan tarif parkir, diterapkan untuk memaksimalkan retribusi parkir ataupun mengurangi kegiatan parkir suatu daerah dalam kaitannya dengan pembatasan lalu lintas kendaraan pribadi.
- Pembatasan ruang parkir kendaraan ditujukan untuk mengendalikan penggunaan kendaraan pribadi pada suatu daerah tertentu untuk kelancaran arus lalu lintas.
- Pembatasan waktu parkir pada jam-jam sibuk yang bertujuan untuk mencapai kelancaran arus lalu lintas.
- Pembatasan waktu lamanya parkir biasanya diwujudkan dengan penggunaan tarif progresif menurut lamanya waktu parkir. Petunjuk umum yang dapat digunakan untuk pembatasan waktu adalah: 1 jam untuk daerah perkotaan, 2 jam untuk daerah pinggiran, dan 10 – 20 menit untuk bank, dan kantor pos.
Pembatasan parkir khususnya di badan jalan biasanya berdasarkan lokasi dan waktunya. Metode pengendalian yang bisa digunakan adalah alat pengukur parkir, sistim kartu, dan sistem karcis.
Pelaksanaan pengendalian parkir banyak terhambat adanya parkir liar. Parkir liar menyebabkan terjadinya kesemrawutan dan bahkan kecelakaan baik bagi pengendara maupun bagi pejalan kaki. Pengendalian dan penindakan pada umumnya merupakan permasalahan setempat yang harus ditata administrasinya oleh Pemerintah Daerah setempat dan organisasi pengelola parkir.
SUMBER REFERENSI :
Catatan Kuliah Rekayasa Lalu Lintas (September 2006). Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Artikel Terkait "Analisis Kebutuhan dan Pengendalian Parkir" :