Di dalam sebuah organisasi / perusahaan merupakan suatu kelompok atau sekumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kelompok tentunya masing-masing dri kita tidaklah sama. Kita mempunyai perbedaan kepribadian, perbedaan dalam kognisi ataupun pola pikir, perbedaan latar belakang, dan perbedaan-perbedaan lainnya yang mendasari kita sebagai seorang individu yang unik, yang berbeda satu sama lain.
Meskipun kita berangkat dari perbedaan yang ada namun kita dituntut untuk bekerja sama demi tercapainya tujuan perusahaan. Ketika bekerja sama dengan rekan, atasan, ataupun bawahan, akan terjadi suatu proses atau dinamika interaksi antara satu orang dengan orang yang lain. Kita mungkin akan menemui orang yang mudah untuk diajak bekerja sama, atau bahkan sebaliknya, menemui orang yang sulitnya bukan main untuk bekerja sama. Namun sayangnya, meskipun berhadapan dengan tipe orang yang sulit tersebut, kita harus berkoordinasi demi mencapai kinerja yang diharapkan.
|
Pendiam Salah Satu Tipe Orang Sulit
(sumber : jurukunci.net) |
BAGAIMANA CARA MENENTUKAN ORANG SULIT ATAUKAH BUKAN??
Perlu diingat bahwa memberi label atau julukan orang sulit kepada orang lain tidak dapat dilakukan secara asal-asalan. Jika julukan itu sudah melekat, maka sangat sulit untuk dicabut kembali. Sebagaimana sangat sulit untuk menghapus prasangka negatif terhadap orang tertentu. Barikut merupakan langkah-langkah dasar untuk menentukan apakah seseorang tergolong orang sulit ataukah bukan.
- Mengamati perilaku seseorang dalam berbagai kesempatan. Apabila hanya sekali-kali, pada situasi tertentu, maka besar kemungkinan seseorang tersebut sedang menghadapi masalah pribadi yang mengganggu. Di sisi lain, apabila perilaku sulit itu diperlihatkan pada hampir semua kondisi, dalam berbagai kesempatan, dalam jangka waktu yang lama, dan pada berbagai orang, maka bisa jadi orang tersebut memang merupakan tipe orang sulit tulen.
- Amati juga apakah seseorang tersebut sedang mengalami masalah atau kesulitan tertentu. Bisa jai karena stres, tingkah laku seseorang menjadi berbeda dari saat kondisi normal.
- Instropeksi diri sendiri, apakah saat berhadapan dengan orang tersebut, diri sendiri sedang mengalami stres. Saat stres, apa yang kita pikirkan, rasakan, dan lakukan dalam merespon tingkah laku orang lain menjadi berbeda. Dengan kata lain, stres yang dialami justru menimbulkan kesulitan bagi orang lain yang akhirnya kesulitan itu memantul kembali kepada diri sendiri.
- Berusaha memahami orang lain dan berkomunikasi secara terbuka. Bisa jadi seseorang tersebut tida tahu bahwa tingkah lakunya itu menyulitkan orang lain dan membuat orang lain merasa gerah. Dengan demikian kesalahpahaman dapat diminimalkan.
Dalam bukunya yang berjudul "Dealing with Difficult People" Roy Lilley memaparkan ada 8 (delapan) tipe pola perilaku orang sulit, yaitu sebagai berikut.
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut :
- Berperilaku kasar dan agresif.
- Mengkritik dengan tajam dan pedas.
- Menghina karakteristik pribadi seperti bentuk fisik, sifat, dan perilaku seseorang.
- Mengintimidasi dan mengancam.
- Mempunyai keinginan yang kuat untuk membuktikan bahwa dirinyalah yang paling benar.
- Mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan memandang rendah kepada orang-orang yang dianggap tidak sehebat dirinya.
- Berusaha membuat orang lain terlihat lemah dan ragu-ragu.
The Sniper (Si Penembak Gelap)
Tipe ini mempunyai modus yang lebih tersamar daripada tipe Tank. Beberapa ciri-cirinya adalah sebagai berkut :
- Mereka menmpakkan sikap yang positif, bersahabat ramah di depan kita, namun di belakang mereka menyindir, menjelek-jelekkan, ataupun menyikut dengan kata-kata yang sangat halus.
- Mereka cenderung menyabotase secara diam-diam.
- Mereka sangat lihai memutarbalikkan keadaan, sehingga orang lain yang berusaha membela diri dari serangan si Penembak Gelap justru terlihat sebagai pihak yang menyerang agresif, dan iri hati terhadap si Penembak Gelap.
Sama halnya dengan tipe Tank, si Penembak Gelap ini berkeyakinan bahwa jika orang lain terlihat buruk (inferior) maka diri sendiri akan terlihat unggul (superior).
The Exploder (Si Peledak)
Tipe ini mempunyai ciri-ciri :
- Mudah tersinggung bahkan untuk hal-hal yang remeh dan sepele.
- Sikap pemarah-nya tidak dapt diduga, dapat muncul dalam percakapan atau diskusi yang awalnya menyenangkan.
- Akan meledak apabila merasa terancam.
- Ketika terancam, ia akan marah dan diikuti dengan perilaku menyalahkan orang lain dan mencurigai secara tidak wajar.
Terkadang tipe ini ditemui pada individu-individu yang tidak kompeten yang menggunakan kemarahannya untuk menutupi inkompetensinya.
The Complainer (Si Pengeluh)
Ciri-ciri umum yang bisa ditemui dari tipe ini adalah :
- Selalu menemukan kekurangan dalam setiap hal, namun tidak sekalipun berusaha melakukan suatu tindakan nyata untuk mengubahnya.
- Merasa tidak berdaya untuk membuat perbaikan karena merasa tidak memiliki kapasitas, kewenangan, ataupun tanggung jawab terhadap hal tersebut.
- Tidak mempunyai keinginan untuk mencari ataupun memberi solusi kongkret atas permasalahan yang mereka keluhkan.
- Selalu mengeluh dan komplain tentang banyak hal.
- Merasa sebagai orang yang perfect dan menganggap segala sesuatu haruslah ideal dan berjalan tanpa cacat.
- Menyebabkan orang lain di sekitar mereka merasa bosan dan lelah mendengarkan keluh kesah yang seperti tanpa ujung.
The Silent Unresponsive (Si Pendiam)
Tipe ini mempunyai ciri-ciri yang berkebalikan dengan tipe Si Pengeluh, dengan ciri-ciri :
- Merespon situasi yang tidak menyenangkan dengan diam seribu bahasa.
- Seringkali mencurigai dan sangat sulit mempercayai orang lain.
- Mereka bungkam dan tidak menampakkan respon apapun sebagai suatu penanda keengganan untuk bekerja sama.
- Memasang tembok pembatas komunikasi dan jarang mempunyai keinginan untuk berkomunikasi secara terbuka.
- Ketika mereka berbicara tak jarang disertai dengan jeda waktu diam yang sangat lama.
Ke-diam-an mereka merupakan senjata perlindungan diri untuk menghindari orang lain mengetahui lebih banyak tentang diri mereka serta untuk menghindari tanggung jawab.
The Super-Agreeable (Si Yes-Man)
Tipe ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
- Ingin terlihat sebagai orang yang baik.
- Ingin menjadi teman siapa saja.
- Mempunyai kebutuhan yang tinggi untuk diterima dan disukai orang lain.
- Tidak ingin kehilangan pertemanan maka mereka berjanji untuk melakukan sesuatu yang tidak dapat mereka laksanakan.
- Menyanggupi setiap permintaan (tanpa memikirkan konsekuensinya).
The Negativist (Si Negatif)
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut :
- Memberikan efek korosif bagi tim dengan membuat orang lain mengalami demotivasi.
- Selalu tidak setuju dengan sebagian pendapat mayoritas dengan sengaja.
- Menjadi orang yang selalu mencela hasil kemajuan kelompok.
- Selalu bersikap skeptis terhadap kondisi yang ada.
- Merasa tidak ada orang lain yang mampu mengerjakan suatu tugas lebih baik dari mereka.
- Merasa bahwa hidup ini terlalu banyak memberikan kenyataan pahit.
The Know-All (Si Serba Tau)
Ciri-ciri mereka antara lain :
- Sangat menginginkan perjuangan dari orang lain bahwa mereka punya kemampuan intelektual.
- Ingin dihargai sebagai orang yang paling berkontribusi terhadap keberhasilan / capaian kelompok.
- Dapat berbicara berjam-jam tanpa merasa lelah sehingga membuat orang lain yang mendengarkan menjadi bosan.
- Berbicara tanpa henti dan mendominasi pembicaraan.
- Suka menjadi pusat perhatian.
- Selalu merasa pendapat mereka yang paling benar sehingga orang lain merasa sia-sia untuk berargumen dengan mereka.
Mereka berkomunikasi dengan orang lain dengan cara seolah-olah orang yang lawan bicara masih kanak-kanak dan tidak sepintar dirinya.
The Indecisive (Si Peragu)
Ciri-ciri tipe ini adalah sebagai berikut :
- Sulit mengkomunikasikan pendapat, ide, kebutuhannya kepada orang lain.
- Menghindari pengambilan keputusan karena selalu dihantui rasa ragu akan konsekuensinya.
- Merasa orang lain yang akan mengambil keputusan dan meenyelesaikannya.
- Terdapat kecenderungan perfeksionis dan sensitif.
- Cenderung menyimpan informasi karena khawatir terhadap reaksi orang lain.
Jika kita telah mengenali ciri-ciri orang sulit yang demikian, tinggal bagaimana menerapkan strategi menghadapi mereka dan berinstropeksi diri apakah kita juga termasuk dalam tipe orang sulit.
SUMBER REFERENSI :
Hapsari Nurina Rahmi, S.Psi., Staf Pengembangan SDM PT.Pelindo III, Surabaya dalam Majalah Dermaga
Artikel Terkait "Cara Mengenali Orang Sulit" :