Pada hakekatnya ekosistem sungai merupakan ekosistem yang rentan. Pada bagian atau segmen sungai di wilayah kota yang masih relatif alami atau yang memiliki pemandangan alam yang indah dapat ditetapkan sebagai resort wisata.
PEMANDANGAN ALAM
Pemandangan alam ditetapkan ke dalam 4 (empat) lingkungan (Gunn, 1977) yaitu :
- Area yang terdapat lanskap yang bagus dapat dipergunakan untuk wisata berjalan santai di tepi sungai. Di area tepi sungai ini tidak ada bangunan, yang ada hanya fasilitas tempat duduk.
- Area di tepi sungai yang dirancang ada berbagai bangunan, hotel dan pemukiman rendah, di antara bangunan ini dibangun landscaping yang bagus. Pada tempat tertentu hanya dengan persyaratan yang ketat dapat dibangun rumah sakit dan industri.
- Area ditepi sungai yang dipergunakan sebagai area intensif dengan landscape ditata untuk toko, restoran, hotel, dan tempat pertunjukan.
- Area di tepi sungai dirancang untuk lingkungan binaan. Lingkungan binaan ini untuk teater, gedung pertunjukkan dan lain-lain.
Lingkungan sungai dapat dipergunakan sebagai resort wisata dengan penanaman pohon yang ditata alami, agar seolah-olah di alam, atau merasa di rumah sendiri.
|
Contoh Wisata Sungai
(sumber : antaranews.com) |
KONSEP PENGEMBANGAN SUNGAI SEBAGAI RESORT WISATA
Hanna dalam Gunn (1977) memberikan konsep bagaimana melakukan pengembangan sungai untuk resort wisata dengan cara :
- Mengembangkan setiap situasi yang dapat menciptakan keunikan. Menata seperti halnya suasana kota tidak dianjurkan.
- Buat usulan yang bercirikan atau berdasarkan identitas komunitas lokal.
- Partisipasi dari masyarakat dalam perencanaan akan menghasilkan perencanaan yang lebih baik.
- Mengajak pihak-pihak yang berkompeten (stake holder) dalam pengembangan resort wisata di muara sungai.
- Melakukan antisipasi terhadap pendanaan.
- Menciptakan argumentasi untuk semua.
- Mempersiapkan argumentasi untuk semua.
- Menjaga profesionalitas mulai dari perancangan hingga operasional resort wisata.
Profesional termasuk pemanfaatan dana, aspek masyarakat yang sensitif dan dapat menimbulkan kemampuan ekonomi masyarakat. Satu hal yang penting, dalam penelitian sebelum merancang adalah mempertimbangkan perilaku banjir. Di samping itu faktor lokasi, transportasi, harga tanah sebagai faktor produk wisata. Perilaku arus sungai dapat dipelajari untuk menetapkan pengembangan aktivitas wisata. Apabila sungai dapat dikembangkan secara terpadu dan holistik mulai dari hulu hingga hilir merupakan pengembangan yang maksimal. kegiatan Rafting, conoeing, dan fishing merupakan kegiatan potensial yang dapat dikembangkan di sungai.
KARAKTERISTIK DAN BENTUK SUNGAI
Untuk mengembangkan pariwisata di sungai perlu diketahui terlebih dahulu beberapa karakter atau bentuk sungai. Berdasar atas pola drainase (pengaturannya) diketahui :
- Bentuk drainase subparalel, beberapa sungai sejajar.
- Bentuk drainase dendritip, suatu sungai yang bercabang-cabang yang membentuk anak-anak sungai.
- Bentuk drainase trellised, anak-anak sungai yang membentuk seperti teralis, atau seperti jari-jari tangan. Bentuk ini biasanya di daerah karst atau gamping.
- Bentuk radial, yaitu beberapa mata air yang mengelilingi gunung masing-masing menjadi sungai.
- Bentuk sentripetal, beberapa sungai mengumpul menjadi satu di suatu danau.
- Bentuk drainase yang tidak berpola atau deranged atau chaostic. Bentuk drainase keenam ini tidak ada suatu pola tertentu atau kacau.
Untuk mengembangkan suatu sungai untuk pariwisata, pertimbangan keberadaan air sungai menjadi sangat penting. Pada umumnya ada 4 (empat) macam tipe sungai disesuaikan pada keberadaan air sungainya. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Sungai permanen, sungai yang sepanjang tahun dapat ditemukan aliran airnya.
- Sungai periodik, sungai yang ada debet air besar pada musim hujan, tetapi pada musim kemarau airnya sedikit.
- Sungai intermiten, sungai yang pada musim hujan ada airnya, tetapi pada musim kemarau tidak ada airnya.
- Sungai efemerial, sungai yang ada airnya sesaat ada hujan, tetapi kemudian tidak berair.
KESIMPULAN
Untuk pengembangan pariwisata, apabila hendak mengembangkan resort wisata, maka hanya sungai permanen saja yang paling baik. Sementara bila sungai ini akan dikembangkan untuk rafting atau arung jeram, maka sungai tersebut harus diklasifikasi. Klasifikasi ini didasarkan pada ketinggian beda gradien dan dasar sungai yang menentukan tingkat kesulitan rafting. Untuk ini diketemukan klasifikasi sungai kelas 1 hingga kelas 6.
Fandeli, C. dan Muhammad. 2009. Prinsip-prinsip Dasar Mengkonservasi Lanskap. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Artikel Terkait "Penetapan Sungai sebagai Resort Wisata" :