MORFOLOGI SUNGAI
Faktor dominan yang berpengaruh terhadap pembentukan permukaan bumi adalah aliran air, termasuk di dalamnya sungai permukaan. Aliran air ini melintasi permukaan bumi dan membentuk alur aliran sungai atau morfologi sungai tertentu. Morfologi sungai tersebut menggambarkan keterpaduan antara karakteristik abiotik (fisik - hidrologi, hidraulika, sedimen, dan lain-lain) dan karakteristik biotik (biologi atau ekologi - flora dan fauna) daerah yang dilaluinya.
Faktor yang berpengaruh terhadap morfologi sungai tidak hanya faktor abiotik dan biotik namun juga campur tangan manusia dalam aktivitasnya mengadakan pembangunan-pembangunan di wilayah sungai (sosia-antropogenik). Pengaruh campur tangan manusia ini dapat mengakibatkan perubahan morfologi sungai yang jauh lebih cepat daripada pengaruh alamiah biotik dan abiotik saja.
Mangelsdorf & Scheuermann (1980) mengusulkan empat faktor utama yang berpengruh terhadap pembentukan alur morfologi sungai selain sosia-antropogenik, yaitu tektonik, geologi, iklim, dan vegetasi. Hubungan antara faktor-faktor tersebut disajikan pada grafik dibawah ini. Proses tektonik, adanya geografi tanah dan batuan, perubahan iklim, serta vegetasi merupakan syarat awal terjadinya alur morfologi sungai.
|
Sistem proses pembentukan dasar sungai/morfologi sungai (Mangelsdorf & Scheuermann, 1980) |
Selanjutnya dengan adanya debit ir yang mengalir, proses angkutan material sedimen dri daerah tinggi ke daerah rendah berlangsung dan diikuti hidupnya vegetasi di sepanjang sungi. Proses yang berlangsung jutaan tahun ini akan membentuk geometri sungai dengan tampang memanjang dan melintang yang spesifik yang menggambarkan keterkaitan antara faktor-faktor biotik dan abiotik yang bersangkutan.
KONSEP KESEIMBANGAN DALAM MORFOLOGI SUNGAI
Keseimbangan dalam perkembangan morfologi sungai dapat dibedakan menjadi 4 (empat) macam, yaitu keseimbangan statis, keseimbangan dinamis, keseimbangan seragam, dan keseimbangan dinamis metastabil. Gambar di bawah ini menunjukkan keempat jenis keseimbangan tersebut.
|
Keseimbangan menurut Chorley & Kennedy (1971) |
- Keseimbangan statis, yaitu kondisi yang kekal. Padanya tidak ada perubahan sama sekali dalam kurun waktu yang tak terbatas. Di dunia ini tidak ada satupun perkembangan statis termasuk pada morfologi sungai. Namun terdapat perkembangan statis temporer (dalam waktu yang relatif pendek). Perkembangan statis ini dapat ditemukan dalam perkembangan seragam dan dinamis metastabil.
- Keseimbangan seragam, yaitu keseimbangan di mana ada satu atau lebih faktor penyusun kondisi memiliki tendensi statis. Contoh dalam masalah sungai adalah base flow (aliran dasar). Aliran dasar selalu berada pada suatu angka dasar tertentu dengan fluktusi dinamis sekitar angka dasar tersebut. Namun aliran dasar juga bisa mengalami kesetimbangan dinamis, misalnya pada kondisi DAS rusak atau membaik dengan fungsi waktu.
- Keseimbangan dinamis, yaitu keseimbangan yang berbagai faktor penyusun suatu kondisi berubah secara bersama-sama. Perubahan dinamis ini sifatnya masih secara terus-menerus tanpa mengalami stagnasi, sehingga di dalam perkembangan dinamis tidak ditemukan perkembangan statis sama sekali. Sebagai contoh perkembangan dinamis di suatu morfologi sungai adalah keseimbangan dasar sungai. Setiap gangguan yang mengenai formasi dasar sungai akan mendapatkan respon oleh komponen aliran dan sedimen. Respon yang kuat adalah bahwa aliran dan sedimen akan kembali ke kondisi semula (Ahnert, 1973). Keseimbangan dinamis untuk kualitas air sungai mudah dijumpai, misalnya keseimbangan dinamis perubahan pH (Potential of Hydrogen). BOD (Biological Oxygen Demand), dan COD (Chemical Oxygen Demand) Sungai Code di Yogyakarta antara tahun 1972 - 2000 yang ditunjukkan pada gambar di bawah. PH, BOD, dan COD Sungai Code berfluktuasi sekaligus menunjukkan tendensi naik. Fungsi yang ditunjukkan pada gambar tersebut adalah fungsi regresi dan trend kenaikan pH dan BOD serta penurunan COD.
- Keseimbangan dinamis metastabil seragam, yaitu keseimbangan di mana berbagai faktor berfluktuasi secara dinamis seragam serta berubah ekstrim secara kontinyu, sehingga terlihat keseimbangan ini merupakan perubahan menuju suatu kondisi baru secara dinamis dan ekspansif namun kontinyu. Sebagai contoh keseimbangan ini adalah keseimbangan pada formasi dune atau bar (gundukan pasir) di dasar sungai. Pada kondisi keseimbangannya, dune dan bar akan mengalami perubahan tinggi dan jarak antar dune atau bar secara fluktuaatif dinamis. Kemudian suatu saat akan terjadi gangguan yang ekstrim yang dapat meghancurkan formasi dune atau bar tersebut. Akibat hancurnya dune atau bar maka aliran kemudian merespon dengan membentuk dune atau bar yang baru. Sehingga di sini akan terjadi keseimbangan dinamis metastabil seragam berupa pembentukan dune atau bar, tererosi, dan terbentuk kembali.
Perkembangan morfologi sungai tidak atau jarang yang mengarah pada satu jenis perkembangan tertentu, kebanyakan mengarah pada perkembangan gabungan antara dinamis, statis, dan metastabil. Dalam konsep eko-hidraulik diusahakan sejauh mungkin tidak merusak pola keseimbangan alamiah sungai yang ada. Dengan demikian diperlukan usaha untuk mengetahui jenis keseimbanagn terlebih dahulu sebelum rekayasa dilaksanakan.
|
Fluktuasi pH Sungai Code Yogyakarta Tahun 1972 - 2000 |
|
Fluktuasi BOD Sungai Code Yogyakarta Tahun 1972 - 2000 |
|
Fluktuasi COD Sungai Code Yogyakarta Tahun 1972 - 2000 |
SUMBER REFERENSI :
Maryono, A., 2005. Eko-Hidraulik Pembangunan Sungai. Yogyakarta : Magister Sistem Teknik Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada
Artikel Terkait "Konsep Keseimbangan dalam Morfologi Sungai" :