Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik lisan maupun secara tertulis. Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang sering dan paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia.
Karena dengan melalui kata-kata mereka dapat mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan atau maksud, menyampaikan fakta, data dan informasi serta penjelasannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat dan bertengkar. Hal yang memegang peranan penting dalam komunikasi verbal adalah "bahasa".
BAHASA
Baik itu komunikasi verbal maupun non verbal, dalam berkomunikasi pasti digunakan suatu bahasa. Pada dasarnya bahasa adalah suatu sistem lambang yang memungkinkan orang untuk berbagi makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah bahasa verbal baik lisan, tertuling pada kertas maupun elektronik. Sedangkan dalam bahasa nonverbal berupa bahasa tubuh (raut wajah, gerak kepala, gerak tangan), tanda, tindakan dan objek.
|
Ilustrasi Komunikasi Verbal
(sumber : www.nfstc.org) |
Bahasa suatu bangsa atau suku bangsa berasal dari interaksi dan hubungan antara warganya satu sama lain. Pada awalnya bahasa terdiri dari lambang-lambang nonverbal, seperti raut wajah, gerak mata, gerak anggota tubuh seperti tangan dan kaki atau gerak-gerik tubuh, dan tindakan tertentu seperti bersalaman, berpelukan, dan berciuman.
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan hidup manusia, bahasa nonverbal dirasa sudah tidak memadai lagi. Karena terdapat banyak gagasan, pemikiran, perasaan atau sikap tidak mampu lagi diungkapkan dan disampaikan dengan bahasa nonverbal. Maka, terciptalah bahasa verbal, pada awalnya hanya berbentuk lisan kemudian mulai tertulis dan dengan perkembangan teknologi maka akhir-akhir ini sudah berkembang dalam media elektronik. Bahasa verbal akan berkembang seiring dengan perkembangan zaman untuk memenuhi kebutuhan hidup di zaman yang semakin berkembang. Maka dalam hal ini bahasa dapat dikatakan bersifat "dinamis".
KATA
Kata merupakan unit lambang terkecil dalam bahasa. Kata adalah lambang yang melambangkan atau mewakili sesuatu hal, baik orang, barang, kejadian, atau keadaan. Jadi kata itu bukanlah orang, barang, kejadian, atau keadaan sendiri. Makna kata tidak ada pada kata sendiri melainkan pada pikiran orang. Tidak ada hubungan antara kata dan hal. Yang berhubungan langsung hanyalan kata dan pikiran orang. Jika digambarkan kira-kira sebagai berikut.
Hubungan antara kata dan hal hanya ada pada pikiran orang, tetapi pikiran orang dapat berbeda-beda dikarenakan adanya perbedaan budaya, pendidikan, dan pengalaman seseorang. Karena itu bagi orang yang berbeda-beda satu hal yang sama yang disebutkan dengan satu kata yang sama dapat berarti berbeda-beda pula. Perbedaan itu masih akan bertambah jika digunakan ditempat yang berbeda, pada zaman yang berbeda dan waktu yang berbeda. Jadi, kata itu dalam dirinya tidak berarti apa-apa. Arti kata berkaitan dengan hal yang dilambangkan. Kata hanyalah alat untuk mengarahkan, mengatur, mencatat, dan menyampaikan pikiran pada hal tertentu.
Dengan demikian, kata itu mempunyai dua aspek atau segi, yaitu lambang dan makna. Dalam bahasa lisan, lambang kata berupa ucapan lisan. Dalam bahasa tertulis, lambang kata berbentuk tulisan. Dalam bahasa nonverbal, lambang kata berupa gerak, bahasa tubuh, tanda, tindakan, ataupun objek. Sedangkan makna merupakan isi yang terkandung dalam lambang. Isi menunjuk kepada objek orang, barang atau keadaan. Sebagai contoh pada waktu mendengar bunyi pada bahasa lisan, melihat tulisan pada bahasa tertulis dan menemukan tanda dalam bahasa nonverbal, dan mempu menangkap maknanya, dalam diri seseorang yang mengalami akan muncul tanggapan atau sebuah reaksi.
Hubungan antara lambang dan makna itu terbentuk karena kesepakatan atau kenvensi para penutur atau pemakainya. Dapat dikatakan, hubungan antara lambang dan makna amatlah bersifat asal-asalan (arbitrary). Karena pemaknaan lambang ditentukan oleh orang yang menggunakan lambang dan daya pengertian yang dimiliki oleh pendengarnya. Oleh karena itu, satu kata yang sama dapat berarti berbeda bagi orang-orang yang berbeda. Sebagai contoh : misalnya kata "mengambil" bagi orang lain berarti "memegang lalu membawa"sedangkan bagi orang yang kehilangan sesuatu dapat berarti "pemindahan pemilikan barang tanpa izin / pemberitahuan" dan bagi para penjahat kata "diambil" berarti "ditangkap dan dibawa kerumah tahanan".
Karena adanya perbedaan itu, maka dalam pemaknaan kata perlu dibedakan adanya makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotatif adalah makna konseptual, makna biasa, atau umum sebagaimana dijelaskan dalam kamus. Misalnya "kurus" berarti "kurang berdaging" atau "rumah" yang berarti tempat tinggal". Sedangkan makna konotatif adalah makna personal dan sosial, di mana pengertian pribadi dan sosial tercakup. Misalnya kata "gubug" berarti "tempat tinggal yang lebih kecil" dan oleh pemiliknya dipergunakan untuk merendahkan tempat tinggal dan dirinya.
Hardjana, Agus M. 2007. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta : Kanisius