Dialog merupakan salah satu bentuk komunikasi interpersonal. Dialog berasal dari kata Yunani dia yang berarti antara, diantara, dan legein yang berarti berbicara, bercakap-cakap, bertukar pemikiran idan gagasan. Maka, secara harafiah dialogs atau dialog adalah berbicara, bercakap-cakap, bertukar pikiran dan gagasan bersama.
Dialog bukanlah transaksi tawar-menawar tentang sesuatu untuk mencapai kesepakatan. Dialog juga bukan konfrontasi di mana pihak yang satu mempersoalkan sesuatu dan pihak lain memberi pertanggungjawaban. Dialog juga bukan suatu adu pendapat untuk mencari keunggulan pendapat sendiri dan mengalahkan pendapat lain. Dialog adalah "percakapan dengan maksud untuk saling mengerti, memahami, menerima, hidup damai dan bekerja sama untuk mencapai kesejateraan bersama".
|
Bentuk Dialog
(sumber : nasional.sindones.com) |
Dalam dialog, pihak-pihak yang terlibat saling menyampaikan informasi, data, fakta, pemikiran, gagasan, dan pendapat, serta saling berusaha mempertimbangkan, memahami, dan menerima. Dalam dialog tidak ada monopoli pembicaraan dan kebenaran. Yang ada adalah berbagi dan bertukar informasi dan gagasan. Dari dialog diharapkan terbentuk saling pengertian dan pemahaman bersama yang lebih luas dan mendalam tentang hal yang menjadi bahan dialog.
Landasan dialog adalah kesadaran bahwa kedua belah pihak yang terlibat dalam dialog belum lengkap, belum penuh dan belum sempurna dalam pengetahuan dan penghayatan tentang sesuatu. Kenyataan sedemikian kaya tidak mungkin tertangkap seluruh segi dari satu dan beberapa sagi dan hanya unsur-unsur tertentu saja, maka orang perlu mengadakan dialog.
Dialog merupakan kegiatan budaya. Manusia yang belum tinggi budayanya untuk mencapai maksud dan tujuannya menggunakan paksaan, kekerasan, perkelahian, dan peperangan. Sedang manusia berbudaya menggunakan pembicaraan, diskusi, tukar pendapat dan argumen serta alasan-alasan untuk meyakinkan, mengubah pikiran atau cara bertindak orang atau kelompok lain. Dialog merupakan ciri masyarakat maju dan demokratis. Tanpa dialog tidak mungkin terjadi kesejahteraan dan kemajuan hidup bersama. Tidak mungkin tercipta masyarakat demokratis di mana para anggotanya mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
Untuk dapat mengadakan dialog yang mendatangkan hasil, orang-orang yang mengadakan sebaiknya :
- Mengerti benar makna dan maksud serta tujuan dialog dan memiliki kecakapan untuk melaksanakannya.
- Mempunyai pendidikan dan pengetahuan yang setaraf mengenai topik yang dijadikan bahan dialog.
- Mempunyai kehendak bai untuk mencari kebenaran. Karena itu dalam mendengarkan sebaiknya bersikap terbuka, tidak memihak dan tidak berprasangka.
- Menciptakan suasana damai dan tenang, jauh dari emosi dan rasa superior.
- Menyampaikan gagasan dengan jelas, dan boleh dengan semangat, tetapi dengan nada enak dan bijak,
- Dalam keseluruhan dialog hendaknya bersikap jujur, tulus, tidak manipulatif, mencarai-cari kelemahan rekan dialog, dan percaya bahwa hal-hal yang dibahas dalam dialog tidak dimanfaatkan di luar dialog untuk tujuan-tujuan lain demi keuntungan diri.
Dialog dapat digunakan sebagai cara untuk langsung membahas suatu hal atau sebagai pendahuluan untuk pembahasan materi yang berat. Hal yang dijadikan bahan dialog meliputi segala bidang kehidupan : sosial, ekonomi, politik, budaya, etika, moral, agama. Kita dapat menggunakan dialog untuk komunikasi interpersonal.
Dialog yang dilakukan dengan baik dan diikuti oleh orang-orang yang memenuhi syarat dapat membuahkan hasil yang banyak, diantaranya :
- Pada tingkat pribadi, dialog dapat meningkatkan sikap saling memahami dan menerima, serta mengembangkan kebersamaan dan hidup yang damai saling menghormati dan saling percaya.
- Di tempat kerja, dialog dapat membantu kelancaran perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kerja.
- Dalam masyarakat, dialog dapat menjadi sarana untuk saling memahami, menerima dan kerja sama antar berbagai kelompok masyarakat yang berbeda latar belakang budaya, pendidikan, tingkat ekonomi, ideologi, kepercayaan, dan agama.
- Dalam keseluruhan hidup bangsa, dialog dapat memecahkan masalah nasional, merencanakan dan melaksanakan pembangunan bangsa, dan mengambil arah hidup bangsa menuju masa depan.
Hardjana, Agus M. 2007. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta : Kanisius
Artikel Terkait "Definisi, Syarat dan Manfaat Dialog" :