Pembangunan bendung dan bendungan selain bermanfaat untuk menampung air dan menaikkan level air untuk saluran irigasi, perikanan maupun tempat wisata, dll. Pembangunan bendung yang melintang di sungai jika ditinjau dari segi restorasi sungai mempunyai dampak negatif bagi kehidupan biotik dan abiotik di sungai. Beberapa dampat tersebut antara lain sebagai berikut.
Mengubah Keseimbangan Angkutan Sedimen
Dengan dibangunnya bendungan atau bendung di sungai, akan terjadi perubahan keseimbangan angkutan sedimen (sediment balance) .Dengan bendung atau bendungan maka proses degradasi dan agradasi di sepanjang sungai akan terganggu. Di bagian hulu akan terjadi surplus sedimen sedangkan di bagian hilir terjadi defisit sedimen. Defisit sedimen di bagian hilir akan berpengaruh pada penggerusan di bagian hilir bendung atau bendungan.
Terganggunya keseimbangan sedimen akan dapat menginisasi terjadinya erosi dan sedimentasi di berbagai tempat yang sulit diprediksi. Dengan bendung atau bendungan permanen, maka akan terjadi pemutusan ekosistem alur sungai secara drastis dari ekosistem yang bersifat terbuka dari hulu hingga hilir, menjadi ekosistem yang terpisah. Sungai bukan lagi sebagai ekosistem terbuka tapi suatu ekosistem yang semi terbuka atau tertutup.
Penanggulangan dampak negatif dari ketidakseimbangan angkutan sedimen ini adalah dengan cara membangun bendung semi permanen atau bendung karet. Untuk konstruksi bendungan sampai saat ini belum ada teknologi yang efektif untuk dapat menjamin keseimbangan sedimen hulu - hilir. Teknologi pipa pengurasan (culvert) juga belum bisa menanggulangi masalah ini.
|
Bendung Sapon di Sungai Progo, Yogyakarta
(sumber : pustaka.pu.go.id) |
Merubah Elevasi Muka Air Tanah
Dengan pembendungan maka akan terjadi perubahan muka air tanah. Peningkatan muka air tanah ini tidak mesti berdampak positif bag vegetasi di tempat yang bersangkutan. Karena banyak vegetasi yang tidak sesuai hidup pada kondisi muka air tanah tinggi. Dengan demikian perlu diupayakan konservasi dan kompresinya.
Pengurangan Debit Air Pada Sungai Utama
Pada pembangunan bendung, sering sungai utama akan menderita defisit sungai. Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar di bawah yang merupakan suatu contoh pembangunan bendung untuk pembangit tenaga air dengan menggunakan konstruksi kering. Dengan konstruksi tersebut, satu sisi mudah mengerjakannya karena semua konstruksi di kerjakan ditempat yang kering. Setelah konstruksi selesai, bagian akhir pembatas sungai dengan saluran dibuka. Namun jika jumlah air yang dipakai untuk memutar turbin melebihi batas maksimal , sehingga jumlah air yang masih mengalir ke sungai utama di bawah debit air minimum yang harus ada untuk ekologi, maka ekosistem sungai utama akan rusak.
Pada hakekatnya ekosistem sungai memerlukan debit minimal atau tinggi muka air minimal untuk menjamin kelangsungan hidup ekosistem tersebut. Oleh karena itu perlu ditetapkan dulu debit minimal yang harus disediakan di sungai utama tersebut. Demikian juga bendung-bendung irigasi yang mengambil sebagian besar air sungai untuk pertanian, perlu dikaji terlebih dahulu tentang kebutuhan air untuk ekologi bagian hilir sungai.
Peningkatan Luas Genangan
Pembangunan bendung atau bendungan di suatu sungai biasanya menimbulkan perluasan area genangan. Perluasan area genangan ini selain berdampak positif terhadap meningkatnya konservasi air, juga dapat berdampak negatif terhadap ekosistem wilayah sungai yang tergenangi. Panjang daerah yang terkena dampak negatif terhadap ekosistem sungai di bagian hulu pembendungan adalah sepanjang back water effect.
Pada prinsipnya dengan penggenangan ini akan menyebabkan terjadinya penurunan kecepatan air (mendekati tidak bergerak) dan kedalaman air bertambah. Perubahan kecepatan dan kedalaman air ini jelas akan berdampak pada flora dan fauna di bagian hulu bendung atau bendungan tersebut. Penyelesaian masalah ini adalah dengan cara memperkecil areal genangan. Dalam perencanaannya harus dipilih suatu tempat yang mempunyai head cukup dengan areal genangan seminimal mungkin.
Penurunan Dinamika Alamiah Sungai
Sungai sebagai suatu sistem alamiah mempunyai derajat dinamika tinggi. Dalam arti, dengan heterogenitas fisik sungai alamiah yang tinggi, mendorong terjadinya dinamisasi sungai yang tinggi. Dinamisasi sungai tersebut akan berkurang jika di sungai dibangun bendung misalnya untuk hydropower plant. Dengan bendung dan saluran buatan, kondisi sungai menjadi homogen. Misalnya kecepatan air akan menjadi nol, maka air akan relatif tetap (homogen), profil melintang dan memanjang berbentuk trapesium atau segiempat (homogen). Dengan kondisi homogen ini maka diversifikasi vegetasi dan fauna akan menurun.
Penyelesaian masalah ini dapat dilakukan dengan membangun bendung gerak. Jika hal ini tidak memungkinkan dapat dilakukan dengan cara kompensasi lingkungan, yaitu mengganti kondisi heterogen sepanjang back water tile yang ada di tempat lain.
Memutus Daur Hidup Jenis Ikan Tetentu
Dampak biotik dari pembangunan bendung dan bendungan adalah memutus daur hidup jenis ikan tertentu. Pada umumnya suatu sungai memiliki berbagai macam jenis ikan, sebagian dari ikan tersebut biasanya juga mempunyai perilaku migrasi dari hulu ke hilir atau dari hilir ke hulu. Dengan dibangunnya bendung atau bendungan melintang sungai maka kemungkinan terjadinya migrasi dalam sungai sangat kecil atau tertutup. Ikan tidak dapat bermigrasi lagi, akhirnya ikan-ikan dengan sifat migrasi ini akan punah.
Jenis fauna yang bermigrasi ini tidak hanya ikan saja, namun banyak dari beberapa jenis fauna lainnya seperti kepiting, udang, dan belut. Penyelesaian masalah ini adalah dengan membangun bangunan kemenerusan sungai misalnya fishway (tangga ikan).
SUMBER REFERENSI :
Maryono, A., 2007. Restorasi Sungai. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press