Batuan dalam kondisi alam, terbentuk dari butiran-butiran yang terikat oleh kohesi yang kuat. Tiga kelompok batuan yang terdapat di kulit bumi adalah : batuan igneous, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Batuan igneous merupakan batuan primer yang terbentuk dari pembekuan magma, atau dari rekristalisasi dari batuan lama oleh panas dan tekanan yang sangat tinggi sehingga membuatnya menjadi cair dan kemudian membeku kembali.
Batuan
sedimen merupakan batuan yang dihasilkan dari pengendapan sisa-sisa tumbuh-tumbuhan dan binatang serta dari material-material yang terbentuk oleh pembusukan secara fisik maupun kimia dari batuan-batuan asalnya. Batuan
metamorf merupakan batuan igneous atau batuan sedimen yang telah berubah sifatnya oleh akibat tekanan yang tinggi atau oleh akibat lain yang berlangsung secara kimia maupun fisik.
|
Lapisan Batuan
(sumber : www.visualdictionaryonline.com) |
SIFAT-SIFAT TEKNIS BATUAN
Sifat-sifat batuan, dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
- Struktur dan tekstur (texture). Struktur batu dapat berupa batuan massif, padat dan berpori (banya mengandung pori). Tekstur batuan digambarkan sebagai batuan berbutir kasar dan berbutir halus.
- Kandungan Mineral. Batu terbentuk dari satu atau beberapa macam mineral-mineral yang masing-masing mempunyai perbedaan dalam hal kekuatan dan kekerasannya. Mineral-minerl dapat menjadikan batuan menjadi lebih kuat atau mudah pecah dalam hal menahan geseran atau momen lentur.
- Sambungan (joint), bidang lapisan (bedding plane dan foliation. Sambungan-sambungan yang terdapat pada hampir semua tipe batuan mungkin terbuka dan nampak oleh mata atau tertutup dan tidak dapat dilihat dengan jelas. Bidang lapisan adalah batas antara lapisan-lapisan batuan sedimen. Foliation adalah karakteristik beberapa batuan metamorf yang struktur mineralnya tersusun dalam pelat-pelat yang sejajar. Ketiga macam bentuk-bentuk di atas mengurangi kekuatan batuan.
- Kondisi cuaca. Mineral-mineral pembentuk batuan dapat berubah bentuknya oleh pengaruh cuaca, baik oleh reaksi kimia ataupun fisik. Zona yang dipengaruhi perubahan cuaca mungkin di dekat permukaan atau sampai pada kedalaman tertentu yang kadang-kadang tertutup oleh pembentukan batuan yang lain.
- Sedimentasi atau rekatan. Kumpulan mineral dapat mempunyai rekatan yang lemah atau kuat pada sembarang tipe batuan. Bahkan dapat terjadi batuan masif yang keras dapat mempunyai kohesi yang kecil atau mempunyai rekatan yang lemah di antara butirannya.
Sifat-sifat teknis batuan, secara umum adalah sebagai berikut :
Batuan igneous (granit, basalt, dan lain-lain)
- Mempunyai karakteristik material yang baik, keras, padat dan berkualitas baik bila digunakan sebagai material bangunan.
- Kapasitas dukung tinggi, sehingga sangat baik untuk mendukung fondasi bangunan.
Batuan metamorf (gneiss, schist, marble, dan lain-lain).
- Merupakan material yang keras dan kuat, dan hampir tidak terpengaruh oleh perubahan cuaca.
- Kuat geser tergantung dari sambungan-sambungan, lapisan-lapisan dan patahan dalam batuannya.
- Mengandung lapisan-lapisan lemah di antara lapisan-lapisan yang keras.
Batuan sedimen (batu kapur, batu pasir, dan serpih)
Batu Kapur
- Kekuatan batu kapur bervariasi dari lunak sampai keras tergantung dari macamnya. Kuat gesernya tergantung dari tekstur batuannya. batuan kapur yang berpori banyak mempunyai kuat geser yang rendah. Sebaliknya, batuan yang padat mempunyai kuat geser yang tinggi.
- Butiran-butiran batu kapur biasanya terekat bersama-sama dengan material lempung dan kekuatan rekatan berkurang bila terkena pengaruh air.
- Batu kapur umumnya mengandung retakan, lubang-lubang mungkin kosong atau dapat terisi oleh tanah berbutir halus.
- Batu kapur dapat mengandung lapisan tipis batu pasir. Lapisan ini lebih mudah meloloskan air dan kadang-kadang lebih lemah daripada batu kapurnya.
Batu Pasir
- Kekuatan batu pasir bergantung pada derajat retakan dan tipe material rekatnya.
- Mempunyai daya tahan yang umumnya proporsional dengan kekuatannya.
- Sambungan-sambungan umumnya berjarak agak besar.
Serpih
- Kekuatan serpih bervariasi. Serpih lunak dapat tergaruk dengan pemukul atau dapat digali dengan alat berat tanpa menggunakan bahan peledak. Sedang serpih keras harus digali dengan menggunakan bahan peledak.
- Serpih mempunyai struktur berlapis dengan jarak dekat dan cenderung sangat mudah terpisah di sepanjang bidang lapisannya. Ketika basah, kuat geser pada batas lapisannya sangat rendah.
- Serpih sering menjadi lunak atau menjadi lempung atau lanau tidak padat sesudah terendam air dalam beberapa hari. Contoh tanah harus diuji sesudah pergantian dari keadaan terendam ke kering.
KAPASITAS DUKUNG BATUAN
Pada pekerjaan fondasi, material batuan merupakan lapisan pendukung yang baik, dan dapat mendukung beban besar bila di bawahnya tidak terletak lapisan tanah lunak. Bila lapisan sangat tebal, pada beban yang besar, masih dibutuhkan pemeriksaan adanya retakan-retakan, patahan dan kemiringannya.
Bila batuan berbentuk bongkahan-bongkahan besar tidak beraturan, penyelidikan yang teliti harus dilakukan, bila di atasnya akan diletakkan fondasi dengan beban yang besar. Karena, bila terdapat lapisan tanah lunak, bongkahan batu dapat terguling, sehingga membahayakan bangunan. Bongkahan batu yang berada dalam lapisan lunak akan menyulitkan pemancangan tiang, dan dapat menyebabkan masalah pada tahanan ujung tiang.
Kapasitas dukung batuan ditentukan dari pengujian desak pada contoh batu yang diperoleh dari pengeboran. Contoh batuan harus tidak mengandung retakan atau kerusakan lainnya.
SUMBER REFERENSI :
Hardiyatmo, H.C. 2002. Teknik Fondasi I. Yogyakarta : Beta Offset
Artikel Terkait "Batuan dalam Teknik Fondasi" :